Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perkembangan Terbaru Pemulihan Mata Novel Baswedan

Kompas.com - 27/04/2017, 13:16 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, perkembangan kesehatan mata penyidik senior KPK Novel Baswedan terus mengalami peningkatan. 

Ada pertumbuhan jaringan kornea dan kemampuan dalam membaca huruf.

Hal itu terlihat dari empat jenis analisa terhadap mata Novel, yakni analisa langsung dua bola mata secara manual, tes kondisi mata dengan indikator warna melalui pemberian cairan kimia, pemberian eye drop, dan pengecekan tekanan mata.

"Pemulihan conjungtiva putih sudah menyentuh kornea. Namun untuk mata kiri belum ada perkembangan dari kemarin," kata Febri, melalui pesan singkat, Kamis (27/4/2017).

Menurut Febri, kemampuan penglihatan mata kanan Novel untuk membaca berada di level 6/7,5+2.

Artinya, Novel telah mempu membaca huruf kecil dengan sangat baik.

(Baca: Kapolda Metro Jaya Sempat Marah kepada Novel Baswedan)

Sementara, tekanan mata kanan sebesar 18 dalam rentang batas normal antara 6-21.

Sedangkan untuk mata kiri, kondisi kornea mata Novel belum ada perkembangan.

Tekanan mata masih berada pada batas normal, sebesar 20 dari rentang batas normal antara 6-21.

"Ada garis putih yang muncul di selaput mata sebelah kiri (kalsium). Dilakukan pemberian obat tambahan untuk perbaikan ini," ujar Febri.

Selain itu, penglihatan mata kiri Novel untuk membaca sudah ada peningkatan dengan berada di level 6/18.

"Sudah ada peningkatan membaca namun melalui lubang kecil," ujar Febri.

(Baca: Apa Saja Kendala Polisi Dalam Mengungkap Penyerangan terhadap Novel?)

Novel saat ini tengah menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit di Singapura pasca aksi teror oleh dua orang tidak dikenal pada Selasa (11/4/2017) dengan menyiramkan zat asam ke mata Novel.

Saat ini, Kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku teror.

Kompas TV Dalang pelaku teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan belum juga terungkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com