Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penyiraman Novel Baswedan Belum Terungkap

Kompas.com - 23/04/2017, 22:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, belum terungkap. Dua pria yang dicurigai warga dan telah diperiksa Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bukanlah pelaku. Keduanya justru merupakan informan polisi.

”Kedua pria itu, Muklis (28) dan Hasan (28), yang kami periksa Jumat (21/4) malam, bukan pelakunya. Posisi mereka masih saksi. Keduanya pernah menjadi ’mata elang’ (penagih utang usaha sewa beli). Belakangan, keduanya adalah informan polisi di lapangan,” tutur Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Sabtu siang, di Markas Polda Metro Jaya.

Argo menjelaskan, saat kejadian, Muklis dan Hasan tidak berada di Jakarta. Hasan berada di Malang, Jawa Timur, pada 6-13 April. Sementara Muklis berada di Tambun, Bekasi.

Penyiraman air keras terhadap Novel terjadi pada 11 April 2017 oleh orang tidak dikenal seusai shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Penyiraman itu diduga dilakukan oleh dua orang yang berboncengan dengan sepeda motor.

Air keras mengakibatkan mata kiri Novel cedera berat dan sulit untuk melihat. Hingga kini, Novel masih menjalani perawatan di Singapura.

Berawal dari foto

Foto Muklis dan Hasan sempat beredar di media sosial. Foto itu diambil oleh dua tetangga Novel.

Argo mengatakan, kedua tetangga itu curiga dengan kehadiran dua orang yang kerap luntang-lantung di rumah warga. Muklis dan Hasan sempat bekerja ganda sebagai mata elang dan informan polisi. Belakangan, mereka tidak lagi menjadi mata elang. Sebagai informan, keduanya tergolong produktif.

Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso, berpendapat, pengungkapan kasus yang menimpa Novel bakal sangat sulit dan banyak hambatan.

”Barang bukti dan saksi yang dikumpulkan dari lapangan tampak lemah. Berbeda dengan pengungkapan kasus tewasnya hakim agung yang melibatkan Tommy Soeharto. Kala itu, temuan di tempat kejadian perkaranya bagus, termasuk temuan selongsong peluru di sana,” ujarnya.

Kedua, dengan memakai teori konspirasi, lanjut Kisnu, kasus ini disiapkan secara matang, baik menyangkut teknik lapangan, dana penunjang, maupun jaringan perlindungan bagi pelakunya.

”Dugaan kuat kasus ini terkait kasus besar yang melibatkan sejumlah orang penting yang sedang diperiksa Novel tidak bisa dihindari,” katanya. (WIN)

Kompas TV Terkait pengusutan kasus penyiraman air keras ke pinyidik senior KPK, Kompas Petang akan membahasnya dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com