Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku dan Otak Teror terhadap KPK Tak Pernah Terungkap

Kompas.com - 13/04/2017, 17:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Selain tim khusus yang dibentuk Polri, Presiden Joko Widodo juga diminta membentuk tim investigasi independen untuk mengungkap pelaku dan dalang teror terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. Terlebih bukan sekali ini saja teror terhadap penyidik KPK terjadi.

Kepolisian dinilai tak bisa sendirian mengungkap kasus teror terhadap Novel dan sejumlah teror terhadap penyidik atau pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama ini.

Menurut mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, Rabu (12/4/2017), Presiden Jokowi dapat membentuk tim investigasi independen yang memadukan kepolisian dengan unsur masyarakat sipil untuk menyelidiki kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

Tim gabungan itu, tambahnya, diperlukan karena pengusutan kasus teror terhadap pegawai dan penyidik KPK selama ini tidak pernah tuntas.

”Tidak ada kata lain, Presiden sebagai Panglima Tertinggi Polri dan TNI harus membentuk tim investigasi yang independen untuk mengusut secara tuntas sosok di balik teror di lapangan yang diterima KPK. Negara tidak bisa lagi hanya sekadar berbasa-basi,” kata Busyro.

(Baca: Novel Baswedan, Simbol KPK yang Kerap Diintimidasi)

Menurut pakar hukum pidana Universitas Indonesia yang juga mantan komisioner KPK, Indriyanto Seno Adji, jika kasus teror terhadap Novel tak kunjung bisa diusut tuntas serta ditemukan pelaku dan otak di baliknya, pemerintah perlu mempertimbangkan pembentukan tim investigasi independen yang obyektif dan profesional.

”Publik pun akan terus mengawasi. Hanya saja kalau pengungkapan kasus ini menimbulkan keraguan publik atau tidak terungkap dalam batas waktu yang wajar, baru dipikirkan adanya pembentukan tim gabungan independen,” kata Indriyanto.

Peneliti Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, Feri Amsari, juga menilai sebaiknya dibentuk semacam tim pencari fakta (TPF) untuk mengusut kasus-kasus teror terhadap KPK.

(Baca: Serangan ke Novel Baswedan, Teror yang Tak Padamkan Perjuangan)

”Untuk memecahkan kasus ini, mengandalkan kinerja polisi semata bukan alternatif yang tepat. Diperlukan TPF yang beranggotakan orang- orang yang berintegritas dan memiliki pendekatan luas kepada instansi-instansi terkait sehingga bisa lebih fokus dan mampu mengungkap pihak-pihak yang berkepentingan dalam peristiwa ini,” ujarnya.

Namun, peran kepolisian tetap diperlukan karena polisi memiliki instrumen sebagai penyelidik dan penyidik yang mampu menindaklanjuti hasil-hasil temuan TPF.

Mengawasi langsung

Secara terpisah, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan, Polri telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penyiraman air keras terhadap Novel. Bahkan, Tito yang mengawasi langsung kinerja tim khusus itu.

Ia memastikan tim khusus tersebut akan berupaya mengungkap dalang tindakan keji itu. Tim terdiri dari penyidik Polri, Kepolisian Daerah Metro Jaya, dan Kepolisian Resor Jakarta Utara.

Dari hasil penyelidikan awal, ujar Tito, Laboratorium Forensik Polri telah mengidentifikasi cairan air keras yang digunakan pelaku untuk menyiram wajah Novel.

(Baca: Kasus Novel Baswedan dan Kisah Air Keras dalam Peradaban Manusia)

Air keras itu merupakan asam sulfat (H2SO4). Namun, Tito menyatakan, tingkat kepekatan cairan asam sulfat itu tidak terlalu tinggi sehingga tak sampai menghancurkan wajah Novel.

Kemarin, polisi juga masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Deposito RT 003 RW 010, Pegangsaan Dua, Kelapa Dua, Jakarta Utara. Penyisiran lokasi dilakukan tiga anggota Polres Jakut, dipandu dua petugas keamanan.

Awalnya, polisi memeriksa lapangan di sebelah Masjid Al-Ihsan. Penyiraman air keras dilakukan dua pria seusai Novel melaksanakan shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Yakin Menang di Pilkada Jakarta, PKS: Presidennya Sudah Prabowo, Pendukung Anies 2017

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com