Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AU Perkuat Zona Identifikasi Pertahanan Udara

Kompas.com - 07/04/2017, 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS. com - Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan bahwa pihaknya akan memperkuat Zona Identifikasi Pertahanan Udara (Air Defense Identification Zone/ADIZ) untuk memaksimalkan pengamanan wilayah udara nasional.

"Saat ini kami memang masih mengikuti ADIZ yang ditetapkan pada 1960, yakni untuk area Jawa saja. ADIZ tersebut, berada di Madiun," kata Hadi Tjahjanto, Jumat (7/4/2017).

Ia mengemukakan, untuk mengamankan wilayah udara nasional TNI AU akan menggelar kekuatan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), antara lain Ranai, Tarakan dan Morotai.

"Nah, di masa mendatang ADIZ itu akan kami tetapkan di wilayah pintu, di wilayah ZEE. Dengan tujuan siapa pun yang akan melintas masuk ke wilayah Indonesia melalui pintu itu harus menyebutkan identitasnya. ADIZ kan tujuannya itu," tutur Hadi Tjahjanto.

Ia pun menambahkan ada beberapa titik untuk penetapan ADIZ yakni sebelah utara Natuna, sebelah selatan Kupang.

"Namun, dalam waktu dekat ini kami programkan penetapan ADIZ di sebelah barat Kepulauan We," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, ia mengatakan jumlah pelanggaran wilayah udara nasional pada 2016 mengalami penurunan.

"Jika tahun sebelumnya mencapai ratusan, maka kini jumlahnya puluhan. Itu karena sistem radar kita sudah cukup bagus," ujar Hadi.

TNI Angkatan Udara telah menyusun dan mengajukan konsep zona identifikasi pertahanan udara yang maksimal, mencakup seluruh wilayah kepulauan dan ZEE sejauh 200 mil laut dari garis dasar pantai.

Konsep Indonesia ADIZ itu telah disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara kepada Panglima TNI sejak dua tahun lalu.

Saat ini, konsep itu masih menunggu tindak lanjut dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Perhubungan.

ADIZ Indonesia tidak lagi hanya bersifat parsial berupa lingkaran kecil per kepulauan seperti ADIZ untuk Pulau Jawa saat ini, melainkan berbentuk lingkaran besar mencakup ruang udara dari Sabang hingga Merauke.

Dengan konsep ini Indonesia dapat mengontrol seluruh ruang udaranya secara maksimal pula.

"Tentu ADIZ perlu didukung peralatan, sarana, yang mumpuni, seperti antara lain radar. TNI AU telah mengajukan program yang telah lama diproyeksikan, yaitu penambahan 12 satuan radar. Saat ini ada 20 satuan radar di seluruh Indonesia," ucap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

(Rini Utami/ant)

Kompas TV TNI AU Latihan Gempur "Musuh" di Natuna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com