Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Akan Gandeng Mama Aleta Dampingi Perjuangan Petani Kendeng

Kompas.com - 21/03/2017, 18:41 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Bangsa berencana menggandeng Aleta Baun untuk mendampingi perjuangan petani Pegunungan Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen di wilayah mereka.

"Kita bisa belajar dari Mama Aleta di NTT yang berjuang menyelamatkan Gunung Nausus di Molo yang ingin ditambang dengan menghancurkan sumber air di sana," kata Wasekjen PKB Daniel Johan dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (21/3/2017).

Aleta Baun, merupakan salah satu pejuang lingkungan yang terpilih sebagai penerima Yap Thiam Hien Award 2016.

Perempuan yang akrab disapa Mama Aleta ini, dinilai telah menginspirasi dan menggerakkan masyarakat di tanah Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT untuk menolak keberadaan perusahaan tambang marmer yang merusak lingkungan.

(Baca: Patmi Tidak Mau Pulang karena Ingin Tetap Berjuang untuk Kendeng...)

Mama Aleta menggunakan pendekatan nonkekerasan (nonviolent) untuk membangkitkan kesadaran warga terhadap kelestarian alamnya.

Dia mengajak puluhan kaum ibu di tiga suku melakukan aksi protes dengan menenun di celah gunung batu yang akan ditambang.

Aksi tersebut berlangsung selama setahun dan membuat dua perusahaan tambang, PT So'e Indah Marmer dan PT Karya Asta Alam, berhenti beroperasi.

Sumber mata air

Menurut Daniel, pemerintah harus memperhatikan perjuangan para petani kendeng yang menolak pembangunan tersebut.

Itu karena, kawasan Pegunungan Kendeng merupakan sumber mata air bagi lima kabupaten yang ada di sekitarnya.

"Bukan hanya untuk kebutuhan dasar manusia, tapi juga menjadi bahan baku pertanian sumber pangan nasional. Memangnya, kita ingin merampas dan menghancurkan sumber kehidupan tersebut?" ucap Daniel.

Wakil Ketua Komisi IV DPR itu menyatakan, fraksinya di DPR siap berjuang bersama petani kendeng.

Tak hanya itu, ia menyebut, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar juga siap berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan tuntutan para petani kendeng.

(Baca: Seorang Petani Kendeng Wafat, Ini Penjelasan Relawan dan Dokter)

"Pabrik semen sangat penting tetapi jangan sampai menghancurkan sumber air kehidupan," kata dia.

Puluhan petani Kendeng serta aktivis lingkungan menuntut Jokowi mencabut izin baru yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk PT Semen Indonesia.

Sebab, dengan izin tersebut, kegiatan penambangan karst PT. Semen Indonesia di Rembang masih tetap berjalan dan bisa merusak lingkungan.

Izin tersebut juga dinilai melangkahi janji yang sudah disampaikan Jokowi ke petani pada Agustus 2016 lalu.

Saat itu, Jokowi berjanji tidak ada aktivitas penambangan yang dilakukan hingga Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang dilakukan pemerintah selesai dilakukan.

Kompas TV Usai Temui Teten Masduki, Petani Kendeng Pulang Kampung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com