Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norma dan Kepatutan Hendaknya Diperhatikan

Kompas.com - 23/02/2017, 20:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Materi pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi penting dipahami orangtua dan anak. Namun, isi dan cara penyampaiannya hendaknya selaras dengan target usia yang dituju. Penyajiannya pun perlu mempertimbangkan norma sosial, kepatutan, dan agama di masyarakat.

Hal itu ditegsaskan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Totok Suprayitno di Jakarta, Selasa (21/2). Lembaga tersebut membawahkan Pusat Kurikulum dan Buku Kemdikbud.

Totok mengingatkan, di sampul buku harus dicantumkan khalayak yang dituju, termasuk orangtua, anak, atau kelompok umur tertentu. Jangan sampai timbul kesalahpahaman.

Belum lama ini, sebuah buku berisi pendidikan seks untuk anak beredar dan menuai reaksi dari masyarakat. Ketua Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah Kemdikbud Pangesti Wiedarti mengatakan, pendidikan seks untuk anak adalah materi yang sangat kompleks dan membutuhkan pendekatan multidisipliner dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, pendidikan, dan psikologi anak.

Karena itu, dalam penyampaiannya di ruang publik, materi ini perlu dikemas dengan mempertimbangkan norma kepatutan dan agama di masyarakat.

Pangesti menuturkan, buku anak bergambar adalah media multimoda yang melibatkan teks bahasa dan teks visual (ilustrasi), didukung dengan warna, tata letak, gestur, dan ekspresi wajah tokoh yang keseluruhannya memengaruhi pemahaman anak terhadap isi cerita.

Satgas Gerakan Literasi Sekolah menekankan, pembahasan materi pendidikan seks dalam buku anak tidak hanya membutuhkan keterlibatan pakar pendidikan kesehatan, psikolog, ahli bahasa, dan pakar grafika, tetapi juga budayawan dan ahli agama. Hal ini bertujuan mengantisipasi kemungkinan perbedaan reaksi di masyarakat.

Ditarik dari peredaran

Kemarin, penerbit buku Tiga Serangkai menarik semua buku berjudul Aku Berani Tidur Sendiri dan Aku Belajar Mengendalikan Diri dari penjualan. Buku cerita bergambar itu selanjutnya akan dimusnahkan. "Buku itu sebenarnya sudah ditarik dari peredaran sejak Desember 2016, tetapi sudah ada yang terjual," kata Manajer Pemasaran Tiga Serangkai Erfan Zaenudin di Solo, Jawa Tengah.

Buku ini diterbitkan Tiga Ananda, bagian dari penerbit Tiga Serangkai, yang memproduksi buku anak dan remaja.

General Manager Tiga Serangkai Mas Admuawan mengakui, ada kekhilafan dalam pengemasan materi buku sehingga isi buku menjadi kurang pantas dibaca oleh anak-anak. pihaknya meminta maaf kepada masyarakat dan pembaca.

Sementara itu, CEO Group of Retail and Publishing Kompas Gramedia Priyo Oetomo mengatakan, buku yang dipersoalkan publik tersebut sudah ditarik dari Toko Buku Gramedia sejak Desember 2016. Menurut dia, penerbit tidak mencantumkan penjelasan bahwa buku itu ditujukan untuk orangtua, bukan anak.

(DNE/ELN/RWN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2017, di halaman 11 dengan judul "Norma dan Kepatutan Hendaknya Diperhatikan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com