Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restrukturisasi dan Gelar TNI

Kompas.com - 17/02/2017, 20:20 WIB

Dengan demikian, persepsi ancaman, orientasi postur dan gelar kekuatan TNI perlu memprioritaskan pembangunan ke arah outward looking . Pembangunan postur dan gelar kekuatan TNI itu juga perlu memperhatikan dan mempertimbangkan realitas kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan/negara maritim.

Pembiaran postur, gelar kekuatan, dan persepsi ancaman yang orientasinya lebih dominan inward looking tentu akan berpengaruh pada ruang dan peluang militer dalam politik. Secara konsepsi, jika persepsi ancaman internal terhadap negara lebih dominan ketimbang ancaman eksternal, ruang dan kecenderungan bagi militer untuk berpolitiknya tinggi. Akan tetapi, sebaliknya, jika persepsi ancaman eksternal terhadap negara lebih dominan ketimbang ancaman internal, ruang dan kecenderungan bagi militer untuk berpolitiknya rendah. Dengan kata lain, sebuah negara yang menghadapi ancaman eksternal tinggi dan ancaman internal rendah mempunyai hubungan sipil-militer yang paling stabil. Sebaliknya, negara yang menghadapi ancaman eksternal yang rendah dan ancaman internal yang tinggi akan mempunyai kontrol sipil yang lemah (Michael C Desch, Politisi Vs Jenderal,  Rajawali Press, Jakarta, 2002).

Realitas geopolitik dan geostrategi Indonesia hari ini sesungguhnya menggambarkan berbagai dimensi  ancaman eksternal, baik itu bersifat tradisional maupun nontradisional yang mengancam Indonesia, yang tentu akan berpengaruh pada pelibatan militer untuk menghadapinya. Hal yang perlu segera disiapkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan militer adalah segera menyiapkan strategi dan kekuatan TNI untuk menghadapi kemungkinan terburuk terkait konflik Laut China Selatan (LTS).  Meski diplomasi menjadi pilihan terdepan untuk menghadapi konflik LTS, kemungkinan terburuk berupa perang perlu dipikirkan dan dihitung oleh Kemhan yang tentunya berpengaruh pada kesiapan kekuatan TNI untuk menghadapinya. Selain itu, persoalan sengketa perbatasan Indonesia dengan sejumlah negara tetangga juga menjadi masalah buat Indonesia. Persoalan pembajakan dan kejahatan ilegal lainnya di wilayah laut perlu menjadi perhatian khusus mengingat kejahatan itu terus terjadi berulang kali dan merugikan Indonesia.

Lebih dari itu, upaya menghadapi ancaman terorisme di luar negeri seperti mencari orang-orang Indonesia yang tergabung dalam aksi terorisme NIIS di Suriah perlu menjadi perhatian Kemhan dan TNI. Semestinya Kemhan dan militer perlu melakukan operasi intelijen ke Suriah untuk mencari dan menemukan orangorang Indonesia yang tergabung dalam aksi terorisme NIIS. Untuk kepentingan ini, Presiden hanya perlu membuat keputusan politik negara sesuai Pasal 7 Ayat 2 dan Ayat 3 UU TNI No 34/2004. Terakhir, mengingat pengalaman militer Indonesia mendapatkan nilai positif di dunia terkait dengan operasi-operasi perdamaian PBB, sudah semestinya orientasi pertahanan dan pembangunan pasukan perdamaian perlu ditingkatkan.

Dengan demikian, apa yang disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas agar postur dan gelar kekuatan TNI difokuskan pada wilayah terdepan Indonesia untuk menjaga wilayah pinggiran dan perbatasan tentu sudah tepat. Apalagi kebijakan politik Jokowi mengarahkan pada pembangunan kekuatan maritim sehingga penting buat Kemhan untuk segera menata kembali postur pertahanan negaranya. Meski strategi pertahanannya adalah strategi pertahanan berlapis untuk menghadapi kondisi perang di mana upaya menghadapi ancaman perlu melibatkan tiga kekuatan yang terintegrasi, yakni Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara, skala prioritas modernisasi alutsista ke depan perlu fokus untuk membangun kekuatan AL dan AU dengan tak meninggalkan pembangunan kekuatan AD. Konsekuensinya, anggaran modernisasi alutsista perlu diprioritaskan pada pembangunan AL dan AU.

Langkah perubahan postur dan gelar kekuatan TNI itu perlu dilandasi oleh kebijakan pertahanan yang komprehensif mulai dari pembentukan kebijakan yang terkait dengan strategi pertahanan negara hingga postur pertahanan negara  dengan melihat dan mengevaluasi kembali produk strategis bidang pertahanan negara yang sudah di buat. Dengan berpijak pada kebijakan tersebut, penyiapan sarana dan prasarana, infrastruktur, anggaran, wilayah pertahanan, dan jaminan kesejahteraan prajurit juga perlu disiapkan. Semoga perintah Presiden itu dilaksanakan oleh para pembantunya di kabinet.

Al Araf
Direktur Imparsial, Mengajar di Universitas Paramadina dan Al Azhar, Jakarta
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Februari 2017, di halaman 6 dengan judul "Restrukturisasi dan Gelar TNI".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com