Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Antasari dan Tewasnya Kakak Kim Jong Un dalam Berita Kemarin

Kompas.com - 15/02/2017, 07:53 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com – Pengakuan Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, mengenai dugaan kriminalisasi terhadap dirinya meramaikan pemberitaan sepanjang Selasa kemarin (9/2/2017).

Dalam pengakuannya itu Antasari menyebut nama tokoh-tokoh seperti SBY, Ibas, serta Hary Tanoesoedibjo. Reaksi pun bermunculan.

Sementara itu dari Jakarta dilaporkan ada pejabat DKI yang menggugat karena diberhentikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.

Hal lain yang juga mendapat perhatian pembaca adalah berita kematian kakak pemimpin Korea Utara yang diduga dibunuh saat berada di Malaysia.

Berita selanjutnya yang menjadi perhatian pembaca pada Selasa kemarin adalah rencana Nokia menghadirkan kembali ponsel legendarisnya dan posisi saham MNC grup.

Berikut 5 berita kemarin yang sebaiknya Anda simak:

1. Pengakuan Antasari yang Menghebohkan

KOMPAS/ALIF ICHWAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjabat tangan dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, disaksikan Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah (kiri) dan Jaksa Agung Hendarman Supandji (kanan), di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/2/2009).
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, berbicara mengenai dugaan kriminalisasi terhadap dirinya.

Antasari sebelumnya terjerat kasus pembunuhan bos Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.

Ia menyebutkan, Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat Presiden mengetahui persis kasus yang menjeratnya.

"Untuk itu saya mohon kepada Bapak SBY jujur, beliau tahu perkara saya ini. Cerita, apa yang beliau alami dan beliau perbuat," ujar Antasari, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Antasari mengatakan, SBY harus terbuka mengenai siapa saja pihak yang diminta merekayasa kasusnya.

(Baca: Antasari Mencari Keadilan)

Ia mengungkapkan, sekitar Maret 2009, ia didatangi CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Hary, kata Antasari, mengaku diperintah oleh SBY untuk menemuinya.

"Datang minta supaya saya jangan menahan Aulia Pohan karena katanya 'Saya bawa misi, saya diminta temui Bapak'," kata Antasari, mengulang pernyataan Hary.

Saat itu, Antasari menolak.

Ia mengatakan, tidak mungkin Aulia Pohan tidak ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi aliran dana Bank Indonesia sebesar Rp 100 miliar kepada para mantan pejabat BI dan anggota DPR RI.

Namun, Hary terus mendesak.

"'Waduh Pak, saya mohon betul-lah. Saya bisa ditendang dari Cikeas karena bagaimanapun nanti masa depan Bapak bagaimana'," kata Antasari menirukan ucapan Hary saat itu.

"Saya bilang, saya sudah memilih profesi penegak hukum kok, risiko apa pun saya terima," kata Antasari.

Dua bulan setelah itu, pada Mei 2009, Antasari Azhar ditangkap. Ia dituduh membunuh Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Pejabat yang Diangkat Ahok Gugat Pemprov DKI

Andri Donnal Putera Agus Bambang Setyowidodo saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta
Mantan Kepala Dinas Pelayanan Pajak (kini namanya berubah menjadi Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta), Agus Bambang Setyowidodo, menggugat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ke PTUN dan Komisi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Agus menggugat untuk membatalkan SK Gubernur yang dikeluarkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono terkait pemberhentian Agus dari jabatan Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta.

Pemberhentian Agus dari Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta tertuang pada Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (eselon II) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Kini, Agus menjadi staf di Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

"Jadi, ceritanya itu saat pelantikan pejabat tanggal 3 Januari, saya kan enggak dapat jabatan. Sebelumnya, saya sudah nanya kenapa dan bagaimana, semua enggak ada yang jawab dan bisa jawab," kata Agus kepada wartawan, Senin (13/2/2017).

Agus juga mengaku tak mendapat gaji. Dalam pemberhentiannya, Agus menerima dua SK, yakni SK pemberhentian dari kepala dinas dipindah ke staf di jabatan fungsional umum serta SK dari Kepala Dinas Pelayanan Pajak menjadi anggota TGUPP.

Sebelum menempuh jalur hukum, Agus menghubungi Sumarsono terlebih dahulu. Sumarsono mempersilakannya. Selain Sumarsono, Agus juga melaporkan hal ini kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang saat pemberhentian tengah cuti kampanye.

"Karena kan beliau tetap gubernur saya. Walaupun dia sedang cuti, dia tetap gubernur. Saya diangkat oleh gubernur, masa dicopot oleh Plt Gubernur? Jadi, enggak setara kapasitasnya, maksud saya juga begitu," kata Agus.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Kakak Pemimpin Korut Tewas

AFP PHOTO Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dipastikan tewas di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (13/2/2017).
Kabar tewasnya Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Kuala Lumpur, Malaysia, kontan menyedot perhatian.

Namun, hingga saat ini, belum ada satu pihak pun yang mampu memberikan kepastian secara terbuka atas kabar ini.

Seluruh sumber di media hanya mengutip keterangan dari pejabat di Korea Selatan yang meminta identitas mereka disamarkan.

Baca: Abang Kim Jong Un yang Dibunuh di Malaysia Pernah Terlihat di Jakarta

Kendati demikian, aparat kepolisian di Kuala Lumpur mengonfirmasi ada seorang pria asal Korea yang tewas, Senin kemarin.

Kepala polisi yang bertugas di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Asisten Komisaris Abdul Aziz Ali, menjelaskan, seorang warga Korea ditemukan dalam kondisi sakit pada Senin kemarin.

Otoritas bandara, kata Ali, langsung melarikan orang itu ke rumah sakit. "Namun, dia tewas sebelum tiba di RS," kata Ali kepada AFP.

"Kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang lelaki Korea ini. Kami tidak mengetahui identitasnya," ungkap Ali.

Sebelumnya, kantor berita Yonhap, Selasa (14/2/2017), dan sejumlah media di Korea Selatan memberitakan kabar tersebut dengan sumber yang tak diidentifikasi.

Baca: Kakak Tiri Kim Jong Un Dikabarkan Tewas Dibunuh di Malaysia

Kim Jong Nam merupakan anak laki-laki tertua dari mantan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il. Dia mengambil posisi berseberangan dengan adiknya yang memegang tampuk kekuasaan di Korut.

Baca berita selengkapnya di sini

4. Penyebab Rontoknya Saham MNC Group

Sejumlah saham MNC Group terpantau turun pada penutupan perdagangan saham Selasa (14/2/2017). Saham-saham MNC Group kompak memerah di atas 1 persen.

Apa penyebabnya? Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan, turunnya saham-saham MNC Group tidak semata disebabkan oleh kasus Antasari Azhar yang saat ini sedang ramai diberitakan.

"Saya lihat kebanyakan saham mengalami koreksi, yang saya duga hal itu disebabkan karena investor melakukan profit taking (aksi ambil untung) menjelang pidato the Fed dan Pilkada," kata Edbert kepada Kompas.com, Selasa.

Menurut dia, saham-saham MNC Group juga terkena sentimen pidato the Fed dan Pilkada.

Lantas, seberapa kuat kasus Antasari Azhar mempengaruhi saham-saham MNC Group?

"Untuk saham MNC, apakah juga dipengaruhi oleh pengakuan Antasari, saya lihat ada kemungkinan. Hanya saja, tidak bisa saya nilai seberapa signifikan karena kebetulan banyak saham yang juga turun karena alasan the Fed dan Pilkada," tukas Edbert.

(Baca: Ini Penyebab Rontoknya Saham MNC Group Menurut Analis )

Seperti diberitakan sebelumnya, Saham-saham MNC Group kompak memerah di atas 1 persen.

Saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tercatat turun 4,07 persen. Saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) terpantau turun 2,14 persen. Sementara saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) tercatat turun 6,18 persen.

Anomali terjadi untuk saham PT MNC Land Tbk (KPIG) yang naik 9,23 persen. Sedangkan saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) terpantau ditutup pada posisi tetap di level 1.025.

Turunnya saham-saham MNC Grup terjadi sejak sesi I pembukaan perdagangan saham di Selasa. IHSG sendiri ditutup turun 28,88 poin atau turun 0,53 persen ke level 5.380,67 pada penutupan perdagangan saham Selasa. Sementara di Senin, IHSG menembus level 5.400.

Baca beritanya selengkapnya di sini.

5. Ponsel Legendaris Nokia Bakal Lahir Kembali

Theladbible Nokia 3310 masih digunakan setelah dibawa berperang di Afganistan dan Irak.
HMD Global, pemilik lisensi ponsel Nokia, dikabarkan bakal merilis tiga produk sekaligus di ajang Mobile World Congress (MWC) 2017. Perusahaan tersebut memang sudah menyebar undangan untuk menghadiri acara peluncuran, hanya saja seri perangkatnya masih misterius.

Kini, bocoran tiga produk yang akan diperkenalkan oleh HMD Global sudah mulai beredar di internet. Adalah Evan Blass, seorang "peramal" ulung yang membocorkan informasi tersebut. Pemilik akun Twitter @evleaks ini acapkali membocorkan informasi perangkat yang belum dirilis dan terbukti benar.

Menurut Blass, perangkat yang mungkin bakal menarik perhatian adalah versi baru dari ponsel legendaris Nokia 3310. Ya, Nokia dikatakan akan melahirkan kembali ponsel yang terkenal memiliki bodi dan baterai tangguh itu.

Tidak diketahui spesifikasi apa yang akan diusungnya. Nokia 3310 versi baru hanya dikatakan bakal tetap masuk ke kategori ponsel.

Blass pun membocorkan harga jual dari Nokia 3310 itu. Produk tersebut dikatakan akan dijual dengan harga 60 dollar AS atau sekitar Rp 800.000.

Masih menurut Blass, dua perangkat lainnya bakal masuk ke kategori smartphone berbasis Android. Keduanya adalah Nokia 3 dan Nokia 5.

Nokia 5, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Venture Beat, Selasa (14/2/2017), akan mengusung layar 5,2 inci beresolusi 720p, RAM 2 GB, dan kamera belakang 12 megapiksel. Produk yang satu ini bakal dipasarkan dengan harga sekitar 200 dollar AS atau setara Rp 2,7 juta.

Sementara itu, Blass tidak membocorkan spesifikasi dari Nokia 3. Hanya saja, ia mengatakan bahwa produk ini akan dijual dengan harga 150 dollar AS atau setara Rp 2 juta.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Nasional
Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com