Selain kabar dari masyarakat, keluhan yang sama juga diterima Presiden dari unsur pimpinan serta anggota DPRD Maluku dan Kota Ambon, sehari sebelumnya.
"Tadi malam saya diskusi dengan mereka. Saya mendapat keluhan mengenai listrik yang kapasitasnya kurang," katanya.
(Baca: KPK Mulai Telusuri Dugaan Korupsi Proyek Listrik Mangkrak di Era SBY)
Pembangkit tersebut, menurut Presiden, bagian dari 34 proyek berkapasitas 621,8 megawatt (MW) yang mangkrak. Proyek itu tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, hingga Papua.
Khusus PLTU Waai Ambon, laporan audit BPKP menyebutkan, proyek dengan nilai kontrak Rp 219,23 miliar dan 25,09 juta dollar Amerika Serikat itu dihentikan sejak 25 Februari 2014. Sementara performance security sudah kedaluwarsa sejak 23 Oktober 2013 dan tidak diperpanjang lagi.
Kemajuan fisik pembangunan proyek PLTU Waai sebenarnya sudah mencapai 66,79 persen dengan realisasi pembayaran Rp 126,24 miliar dan 19,99 juta dollar AS.
PLTU Waai semula direncanakan untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan memperkuat sistem kelistrikan di Maluku yang beban puncaknya mencapai 54 MW.
Menurut informasi, proyek tidak dapat dilanjutkan karena rekanan terlilit masalah keuangan. Anggaran untuk penyelesaian pembangkit berkapasitas 2 x 15 MW itu sekitar Rp 800 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.