Keenam, yang juga last but not least, peningkatan kapasitas daya beli sekaligus tingkat pendidikan masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir tidak pernah menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja sebuah media massa.
Dengan makin sejahtera dan kian terpapar pendidikan kian bagus, maka lebih banyak yang kemudian diinvestasikan dalam kepemilikan duniawi yang konsumtif alih-alih meningkatkan kapasitas ruhani dengan kepemilikan literasi dari media massa.
Sangat jarang yang kemudian berusaha berlangganan banyak media massa guna asupan intelektual mereka saat tingkat kehidupan mereka merambat naik. Motor, mobil, rumah, tanah, dan aneka properti lain terus menjadi pilihan.
Maka, jangan kaget apalagi sewot jika faktanya miris begini; Kemampuan literasi orang Jakarta dewasa (25-65 tahun) lulusan minimal sekolah menengah atas lebih rendah dari kemampuan literasi masyarakat Eropa tingkat sekolah dasar (OECD PIAAC, 2016).
Enam anomali inilah yang masih bergelayutan dalam HPN 2017, sehingga media massa tanah air tak selalu menjadi rujukan utama masyarakat yang kini malah lebih gampang percaya berita bohong. Bersama kita tekan dan kurangi semua "ketidaknormalan" ini! Maju terus pers Indonesia!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.