Ketiga, panggung. Sejak Pemilu 2004 dan terutama Pemilu 2009, setting panggung SBY selalu baik dan tersiapkan dengan baik. Siapa saja dan apa saja yang ada di panggung sudah diukur dampaknya.
Kesadaran visual dan rekaman kamera televisi membimbing kebiasaan yang sudah menjadi tradisi ini. Malam itu, saya medapati panggung yang kurang lebih sama dengan panggung SBY di Pemilu 2009.
Untuk urusan panggung ini, penatanya adalah orang-orang yang di Pemilu 2009 menyiapkan kampanye-kampanye SBY. Jika dicari bedanya adalah ketidakhadiran Choel Mallarangeng yang dalam Pemilu 2009 menjadi manajer kampanye SBY.
Keempat, audiens. Penataan yang rapi dan posisi duduk audiens mengingatkan saya pada acara-acara SBY yang rapi.
Untuk kemeriahan sambutan audiens, diberikan bendera Merah Putih dan bendera Partai Demokrat untuk dikibar-kibarkan. Pernak-pernik yang menghadirkan kemeriahan ini tidak pernah absen di acara-acara SBY saat menjadi Presiden ke-6 RI.
Kelima, pidato. Harus diakui, SBY mahir menyampaikan berpidato. Setidaknya menyiapkan pidato yang panjang dan runtut.
Untuk membimbing sejumlah audiens agar bisa tetap mengikuti, disediakan teks yang tercetak dalam buku. Malam itu, pidato satu jam lebih beberapa menit itu tertuang dalam buku 35 halaman berjudul "Indonesia untuk Semua".
Keenam, masih terkait pidato adalah teleprompter. Tidak mudah mengingat pidato panjang. SBY saat menjadi Presiden ke-6 kerap menggunakan bantuan teknologi ini.
Malam itu, kebiasaan SBY saat menjadi Presiden dilakukan juga. SBY bisa berpidato dengan baik dan audiens bisa mengikuti secara terstruktur seperti yang sudah disiapkan di dalam buku.
Ketujuh, nyanyian. Tidak selalu SBY bernyanyi setelah berpidato. Namun, ketika masa kampanye dan momen-momen khusus, SBY memimpin dan menyumbangkan suara dengan bernyanyi.
Tidak heran karena menyanyi adalah kegemaran SBY. Beberapa album telah lahir di sela-sela kesibukannya yang luar biasa menjadi Presiden ke-6 RI.
Jika dalam kampanye-kampanye sebelumnya saat masih menjadi Presiden ke-6 RI SBY menyertakan banyak artis termasuk menyanyikan lagu ciptaannya, malam itu SBY memilih solo dengan lagu orang lain.
SBY bernyanyi sendiri atas permintaan kader-kadernya. Lagu yang dipilih SBY adalah "Munajat Cinta" ciptaan Ahmad Dhani. Syair pembukanya menyayat hati, "Malam ini, Ku sendiri, Tak Ada yang Menemani..."
Kedelapan, fotografer kembar. Selama kegiatan itu semua, dua fotografer yang saling melengkapi mengabadikan kegiatan SBY dari dua sisi yang berbeda.
Untuk fotografer kembar ini juga tidak berubah seperti SBY yang tidak banyak berubah. Dua fotografer itu adalah dua fotografer yang menjadi fotografer pribadi SBY sejak 2004.
Sambil mengingat banyak hal yang tidak berubah dari SBY yang setelah saya hitung jumlahnya delapan, perjalanan saya sudah mengantar saya kembali ke kantor. Saya tidak akan melanjutkan mengingat hal-hal lain yang tidak berubah dari SBY, Presiden ke-6 RI.
Oya, sebutan Presiden ke-6 RI untuk SBY juga tidak berubah dan tidak akan berubah meskipun akan ada presiden baru dan baru lagi, berkali-kali. Sebutan Presiden ke-6 RI juga jadi profil SBY di Twitter dengan pengikut lebih dari 9,5 juta akun.
Ini sejumlah yang yang tidak banyak berubah dari SBY. Saya menyebutnya konsistensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.