"Dari sananya mahal, panennya lagi sedikit. Kalau yang murah barangnya jelek dan kusut," kata Amir(49), pedagang sayur mayur di pasar itu.
Menurut dia, sebelum harga rawit merah melonjak, harga normalnya ada di kisaran Rp 30.000 - Rp 35.000.
Sedangkan menurut Awang (45), yang juga menjual sayur-mayur, harga cabai sempat turun.
"Kemarin itu sempat turun Rp 111.000 per kg, tapi hari ini naik lagi harganya," ujar Awang.
Melejitnya harga cabai rawit merah diperkirakan pedagang karena kekosongan stok di pasaran. Hal ini, terkait musim hujan yang sudah berlangsung di daerah-daerah.
"Karena cuaca buruk jadi banyak petani gagal panen, jadi stok kosong sehingga harganya mahal," tutur Soleha(29) yang juga pedagang sayur-mayur.
Dengan kenaikan tersebut, lanjut Soleha, membuat konsumen mulai mengurangi pembelian cabai rawit merah. Dampaknya pembei jadi berkurang bahkan menjadi tidak ada sama sekali.
"Biasa dalam sehari bisa dapat Rp 2 juta sekarang turun menjadi Rp 1,5 juta," keluh Soleha.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri memprediksi harga cabai rawit merah akan turun pada bulan Februari 2017.
(Baca: Kementan Prediksi Harga Cabai Rawit Merah Turun pada Februari)
Hal ini karena adanya panen raya komoditas tersebut di berbagai sentra penghasil cabai. Pada Februari diperkirakan akan ada pasokan cabai rawit merah sebanyak 73.843 ton.
Sedangkan konsumsi cabai pada Februari diperkirakan mencapai 68.386 ton sehingga akan ada suplus hingga 5.457 ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.