Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2016, Komnas HAM Terima 52 Aduan Pelanggaran Kebebasan Beragama oleh Pemda

Kompas.com - 10/01/2017, 22:59 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat, pihak pemerintah menjadi pelaku yang paling banyak dilaporkan masyarakat terkait problem Kebebasan Berekspresi dan Beragama pada 2016.

Koordinator Desk Kebebasan Berekspresi dan Beragama (KBB) Komnas HAM Jayadi Damanik mengatakan, pihaknya menerima sekitar 52 pengaduan pelanggaran hak atas kebebasan berpendapat dan beragama yang dilakukan pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Menurut Jayadi, jumlah laporan pada 2016 meningkat dari tahun sebelumnya, yakni sekitar 36 pengaduan.

"Hal ini sungguh memprihatinkan karena pemda yang harusnya melaksanakan mandat melindungi hak beragama warga negara justru menjadi pelaku pelanggaran," ujar Jayadi di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Jayadi mencontohkan, beberapa di antaranya, seperti pelanggaran yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Pemerintah setempat, kata Jayadi, mengeluarkan kebijakan yang membatasi aktivitas warga Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Kebijakan itu seperti pelayanan KTP dan pelayanan surat perkawinan oleh aparat KUA dengan syarat adanya surat pernyataan keluar dari Ahmadiyah dari warga JAI agar bisa dilayani.

Kemudian, Komnas HAM juga menemukan adanya diskriminasi pencatatan perkawinan bagi warga Sunda Wiwitan di Cigugur.

Pemerintah setempat enggan memberikan pelayanan bagi warga Sunda Wiwitan lantaran dianggap tidak memiliki organisasi yang tercatat oleh pemerintah.

Selain itu, Jayadi juga menyebut sengketa lahan pendirian rumah ibadah GKI Yasmin di Bogor sebagai salah satu contoh pelanggaran yang dilakukan pemda setempat.

Wali Kota Bogor menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang berisi pembatalan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk Gereja Kristen Indonesia (GKI) yang berlokasi di Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat.

Dengan dikeluarkannya SK tersebut, IMB atas nama GKI Taman Yasmin berdasarkan SK Wali Kota Bogor pada 2006 menjadi tidak berlaku.

Menurut Jayadi, berdasarkan laporan yang masuk ke pihaknya ini menunjukkan adanya persoalan serius terkait implementasi norma-norma HAM, khususnya hak atas kebebasan berekspresi dan beragama di tingkat pemerintahan daerah.

Masalah tersebut dapat berupa lemahnya komitmen, kesadaran, pengetahuan dan kemampuan aparatus di daerah dalam melaksanakan jaminan hak atas kebebasan berekspresi dan beragama.

"Hal ini juga memperlihatkan banyak pemimpin daerah yang belum sepenuhnya menyadari tanggung jawab dan kewajiban negara dalam menghormati, melindungi dan memenuhi hak atas kebebasan berekspresi dan beragama bagi warga negara," ujarnya.

Kompas TV Kebebasan Beragama di Pemerintahan Jokowi â?? Satu Meja eps 122 bagian 4
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com