JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil, menegaskan, bantuan pertama yang diperlukan bagi para korban kejadian gempa Aceh adalah pencarian dan evakuasi korban.
Dari informasi yang didapatkan Nasir, masih ada korban-korban yang belum diketahui keberadaannya.
"Harus segera ada alat berat yang bisa evakuasi, mengangkat, barangkali ada warga yang tertimbun reruntuhan bangunan tersebut," kata Nasir saat dihubungi, Rabu.
Nasir yang berasal dari daerah pemilihan Aceh mengaku bahwa saat ini dirinya tengah menuju lokasi gempa di Aceh.
Dari informasi yang diterimanya, banyak bangunan yang ambruk akibat gempa itu. Di antaranya bangunan sekolah, masjid, bangunan kampus, dan ruko.
Bantuan darurat yang dibutuhkan di antaranya adalah alat berat. Alat dibutuhkan untuk mengevakuasi terpaut kemungkinan adanya korban yang tertimbun.
Para korban, kata Nasir, harus dipastikan mereka mendapatkan pelayanan rumah sakit.
"Karena kejadiannya habis subuh, tentu orang masih tidur, sangat mungkin korban itu banyak. Orang tinggal di situ (ruko), selain dijadikan tempat usaha," ujarnya.
(Baca juga: Dampak Gempa di Pidie Jaya, 25 Tewas dan 26 Luka Berat)
Data sementara yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk dari relawan komunikasi RAPI Aceh menunjukkan, kerusakan yang sudah terdata sementara di Pijay antara lain terjadi di SPBU Ulee Gle.
Selain itu, warkop Umar Kumis di kompleks SPBU tersebut hancur, kubah Masjid Dayah Mudi Mesra Samalanga jatuh, gedung lantai IV STAI Al-Aziziah roboh, Meunasah Muko Kuthang Ulee Gle hancur, dan toko H Jailani yang terdiri atas empat lantai di Luengputu juga roboh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.