Presiden Filipina Rodrigo Duterte menaruh perhatian atas keberadaan para teroris anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini terusir dari Suriah dan Irak.
Ada potensi mereka akan kembali ke negara asal, lalu berulah di sana. Menurut Duterte, jika hal itu terjadi di Filipina, dia akan mengorbankan aspek hak asasi manusia (HAM) demi memastikan keamanan rakyatnya.
Duterte, Senin (14/11/2016) kemarin, di Manila, menyebut, Provinsi Mindanao, Filipina selatan, sudah menjadi sarang pemberontakan dan bandit.
Dia khawatir dengan ancaman terorisme dan perusuh yang masuk, mereka bisa memanfaatkan rasa tidak aman yang tercipta di tengah warga.
"Setelah teroris dari Timur Tengah, yang terusir dari kawasan itu, mereka akan mengembara ke tempat lain dan akan datang ke sini. Kita harus menyiapkan diri untuk itu," kata Duterte saat berpidato di hadapan lembaga penegak hukum.
"Ingat, mereka tidak memiliki sedikit pun penghargaan pada hak asasi manusia, percayalah. Saya tidak akan membiarkan rakyat saya dibunuh demi hak asasi manusia, itu omong kosong," kata dia
Baca beritanya selengkapnya di sini.
5. Google Blokir Iklan di Situs Berita Palsu
Menanggapi tudingan tersebut, awal pekan ini Google mengumumkan rencana untuk memblokir tayangan iklan dari jaringan AdSense miliknya di situs berita yang menayangkan informasi palsu atau hoax.
“Ke depan, kami akan membatasi penayangan iklan di laman-laman yang memalsukan atau menyembunyikan informasi mengenai penerbit, konten penerbit, atau tujuan utama dari properti web dimaksud,” tulis Google dalam sebuah pernyataan yang dirangkum KompasTekno dari Reuters, Selasa (15/11/2016).
Dalam menyortir situs yang dinilai menayangkan berita palsu, Google akan menerapkan evaluasi dengan kombinasi tim manusia dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Kecerdasan buatan ini mampu belajar ciri-ciri situs berita palsu sehingga makin mempercepat proses penyaringan.
Tidak dijelaskan lebih lanjut soal bagaimana Google akan mengimplementasikan kebijakan baru tersebut.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.