Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Amir Sodikin
Managing Editor Kompas.com

Wartawan, menyukai isu-isu tradisionalisme sekaligus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bergabung dengan harian Kompas sejak 2002, kemudian ditugaskan di Kompas.com sejak 2016. Menyelesaikan S1 sebagai sarjana sains dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S2 master ilmu komunikasi dari Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. 

#RIPIntan, Maafkan Kami Nak... Maafkan...

Kompas.com - 14/11/2016, 15:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Hal yang melegakan, perbuatan teror seperti ini juga santer ditentang oleh generasi muda. Mereka rata-rata tak mengerti dengan apa yang diperjuangkan teroris.

 

 

 

Tradisi toleransi

Ansor Cyber Media dengan akun @ansor_jatim, mengingatkan kita bahwa sebenarnya kita memiliki akar kebinekaan yang begitu dalam, dibanding kebencian. Ansor merujuk pada peristiwa ikonik terkait pengorbanan seorang pemuda Islam bernama  Riyanto.

"Sahabatku, Riyanto. Adik kita Intan Olivia Marbun menyusulmu...
menjadi MARTIR bagi Kebangsaan & Kebhinekaan Republik Indonesia. #RIPIntan," begitu kata akun @ansor_jatim.

Riyanto adalah simbol kiprah generasi muda Islam dalam penegakan toleransi. Ia anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), organisasi pemuda Nahdlatul Ulama, yang ikut serta menjaga Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur, pada malam Natal 24 Desember 2000.

Riyanto yang pemuda Muslim itu berusaha melindungi umat yang sedang beribadah di gereja dengan mengamankan bungkusan yang ternyata berisi bom. Namun naas, bom itu meledak dalam dekapannya sebelum berhasil ia lempar.

Kini, 16 tahun sudah lewat, ajakan untuk mengenang Riyanto yang berjuang dengan cara menyelamatkan nyawa manusia, relevan untuk kembali kita bandingkan dengan ulah teroris yang mengklaim berjuang dengan menghilangkan nyawa orang.

Perjuangan Riyanto menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kita memiliki tradisi saling asih dan saling menjaga, tradisi toleransi lama yang kita warisi dari para kiai dan ulama. Inilah modal perekat yang perlu kita ingat di tengah geliat gerakan Islam garis keras.

 

 

Intan dan anak-anak kita

Bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, balita adalah “intan” keluarga yang tak ternilai harganya. Ia adalah titipan Allah SWT yang harus kita jaga. Tak ada hak bagi siapa pun, atas nama apa pun, untuk mengganggu anak-anak kita.

Jangankan membunuh, membakar, hingga mengebom. Mengganggu pun itu sudah merupakan perbuatan keji. Siapa pun orangtuanya akan berada di depan untuk berusaha melindungi anak-anak. Bahkan, negara pun wajib melindungi hak-hak anak untuk tumbuh berkembang dengan aman.

Kini, foto Intan dengan baju kuning dan tas sekolah di punggung yang tersebar di berbagai kanal media sosial sungguh mengguncang hati kita semua. Sampai kapan pun kita tak akan rela, sosok tak berdosa yang tak tahu apa-apa itu harus menjadi korban.

Semangat untuk tetap menjaga kebinekaan di media sosial melalui tagar #RIPIntan ini pantas kita simak.

Beberapa pekan ini linimasa media sosial maupun kanal aplikasi obrolan dipenuhi berbagai broadcast yang mengarah pada nuansa kebencian dan menyulut emosi. Kini, saatnya kita kembalikan fungsi media sosial dan kanal obrolan untuk berbagi hal-hal baik yang menggugah hati.

Sudahi perang broadcast untuk kepentingan 5 tahun. Akhiri perlombaan memasang tagar di media sosial hanya untuk mengobarkan sikap marah dan kebencian terhadap sesama.

Sepakat dengan anjuran dari berbagai pihak, jarimu adalah harimaumu. Tetap berhati-hatilah saat berbagi di media sosial, teliti kontennya jangan sampai menyebar kebencian sesama.

Jangan sampai satu klik jari kita bisa berkontribusi petaka di pihak lain, entah di suatu waktu dan suatu lokasi tertentu. Kita tidak akan tahu.

Ingatlah Intan-Intan lainnya yang harus kita jaga. Dekap hangat untuk asa Intan tersayang, semoga Allah SWT memberikan surga terbaik di sisi-Nya. Maafkan kami, Nak, maafkan....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com