Hal yang melegakan, perbuatan teror seperti ini juga santer ditentang oleh generasi muda. Mereka rata-rata tak mengerti dengan apa yang diperjuangkan teroris.
This broke my heart.. #RIPintan pic.twitter.com/I6XUhEo3H3
— Janes C.S ????? (@janes_cs) November 14, 2016
A heartbreaking tragedy. Little girl Intan Olivia killed in a blast by terrorist in a Church, Samarinda. Still no fatwa from MUI. #RIPIntan
— Roffie Kurniawan (@RoffieKurniawan) November 14, 2016
Giliran dipelototin muncul adegan nangis2..
— Haryo Pinandito (@Pinandito15) November 14, 2016
Ini balita kecil meninggal dengan enteng mereka bilangnya pengalihan isu #RIPIntan
Tradisi toleransi
Ansor Cyber Media dengan akun @ansor_jatim, mengingatkan kita bahwa sebenarnya kita memiliki akar kebinekaan yang begitu dalam, dibanding kebencian. Ansor merujuk pada peristiwa ikonik terkait pengorbanan seorang pemuda Islam bernama Riyanto.
"Sahabatku, Riyanto. Adik kita Intan Olivia Marbun menyusulmu...
menjadi MARTIR bagi Kebangsaan & Kebhinekaan Republik Indonesia. #RIPIntan," begitu kata akun @ansor_jatim.
Riyanto adalah simbol kiprah generasi muda Islam dalam penegakan toleransi. Ia anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser), organisasi pemuda Nahdlatul Ulama, yang ikut serta menjaga Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur, pada malam Natal 24 Desember 2000.
Riyanto yang pemuda Muslim itu berusaha melindungi umat yang sedang beribadah di gereja dengan mengamankan bungkusan yang ternyata berisi bom. Namun naas, bom itu meledak dalam dekapannya sebelum berhasil ia lempar.
Kini, 16 tahun sudah lewat, ajakan untuk mengenang Riyanto yang berjuang dengan cara menyelamatkan nyawa manusia, relevan untuk kembali kita bandingkan dengan ulah teroris yang mengklaim berjuang dengan menghilangkan nyawa orang.
Perjuangan Riyanto menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kita memiliki tradisi saling asih dan saling menjaga, tradisi toleransi lama yang kita warisi dari para kiai dan ulama. Inilah modal perekat yang perlu kita ingat di tengah geliat gerakan Islam garis keras.
Sahabatku, riyanto..
— ANSOR Cyber Media (@ansor_jatim) November 14, 2016
adik kita Intan Olivia Marbun menyusulmu..
menjadi MARTIR bagi Kebangsaan & Kebhinekaan Republik Indonesia.#RIPIntan pic.twitter.com/0DNK0Zk6ro
Intan dan anak-anak kita
Bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, balita adalah “intan” keluarga yang tak ternilai harganya. Ia adalah titipan Allah SWT yang harus kita jaga. Tak ada hak bagi siapa pun, atas nama apa pun, untuk mengganggu anak-anak kita.
Jangankan membunuh, membakar, hingga mengebom. Mengganggu pun itu sudah merupakan perbuatan keji. Siapa pun orangtuanya akan berada di depan untuk berusaha melindungi anak-anak. Bahkan, negara pun wajib melindungi hak-hak anak untuk tumbuh berkembang dengan aman.
Kini, foto Intan dengan baju kuning dan tas sekolah di punggung yang tersebar di berbagai kanal media sosial sungguh mengguncang hati kita semua. Sampai kapan pun kita tak akan rela, sosok tak berdosa yang tak tahu apa-apa itu harus menjadi korban.
Semangat untuk tetap menjaga kebinekaan di media sosial melalui tagar #RIPIntan ini pantas kita simak.
Beberapa pekan ini linimasa media sosial maupun kanal aplikasi obrolan dipenuhi berbagai broadcast yang mengarah pada nuansa kebencian dan menyulut emosi. Kini, saatnya kita kembalikan fungsi media sosial dan kanal obrolan untuk berbagi hal-hal baik yang menggugah hati.
Sudahi perang broadcast untuk kepentingan 5 tahun. Akhiri perlombaan memasang tagar di media sosial hanya untuk mengobarkan sikap marah dan kebencian terhadap sesama.
Selamat malam Tweeps, bijaklah selalu di dunia maya. Jangan menjadi one click killer, Jarimu Harimaumu pic.twitter.com/8Z05uth71z
— DitreskrimsusPMJ (@ditkrimsusPMJ) November 8, 2016
Sepakat dengan anjuran dari berbagai pihak, jarimu adalah harimaumu. Tetap berhati-hatilah saat berbagi di media sosial, teliti kontennya jangan sampai menyebar kebencian sesama.
Jangan sampai satu klik jari kita bisa berkontribusi petaka di pihak lain, entah di suatu waktu dan suatu lokasi tertentu. Kita tidak akan tahu.
Ingatlah Intan-Intan lainnya yang harus kita jaga. Dekap hangat untuk asa Intan tersayang, semoga Allah SWT memberikan surga terbaik di sisi-Nya. Maafkan kami, Nak, maafkan....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.