Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, pernyataan tersebut belum cukup. Jokowi, kata dia, harus memberikan pernyataan langsung kepada publik.
"Pak Jokowi harus bikin statement 'Saya tidak melindungi Ahok. Saya tidak membela. Saya tidak mendukung Ahok. Saya minta kepolisian proses Ahok secepatnya dan seadilnya'. Itu pasti akan meredam keadaan," kata Fahri, di Jakarta, Kamis (3/11/2016), atau sehari sebelum demo 4 November.
Pada Kamis sore, Jokowi yang sempat berbincang dengan Wapres Jusuf Kalla di Beranda Istana hanya berpesan agar masyarakat beraktivitas seperti biasa di hari unjuk rasa.
Saat massa mulai berkumpul di sekitar Istana, Jumat siang, Jokowi justru meninggalkan kantornya.
Ia memilih blusukan meninjau sejumlah proyek infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta.
(Baca: Kepada Para Ulama, Jokowi Tegaskan Tak Akan Intervensi Kasus Ahok)
Akibat Presiden tak ada di Istana, negosiasi perwakilan pendemo dengan pemerintah alot.
Perwakilan pendemo menolak bertemu dengan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto yang sudah ditugaskan oleh Jokowi.
Setelah bernegosiasi, akhirnya perwakilan pendemo bersedia bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dalam negosiasi tersebut, Kapolri menjanjikan kasus Ahok akan selesai dalam dua pekan.
Meski demikian, masih ada sebagian pendemo yang tak bersedia membubarkan diri setelah pukul 18.00 WIB.
Akhirnya sempat terjadi bentrok antara massa dan personel kepolisian.
Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri maupun umum, dirusak. Tiga kendaraan di antaranya dibakar.
Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.
Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka, terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI, dan 1 personel pemadam kebakaran.