Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis HAM Minta Jokowi Tak Hanya Jual Komitmen Pengusutan Kasus Munir

Kompas.com - 30/10/2016, 18:45 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah aktivis hak asasi manusia mempertanyakan komitmen Presiden Joko Widodo dalam mengusut tuntas kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.

Pengusutan kasus itu terus didorong setelah Komisi Informasi Pusat memenangkan gugatan yang diajukan istri Munir, Suciwati. KIP memerintahkan kepada pemerintah untuk membuka dokumen rekomendasi Tim Pencari Fakta Munir.

"Presiden jangan cuma menjual komitmen karena Presiden berpotensi melanggar komitmennya sendiri," ujar aktivis Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum), Choirul Anam, di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Minggu (30/10/2016).

Menurut Choirul, sebelum Jokowi dilantik sebagai Presiden, ia telah bertemu dengan Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla.

Dalam pertemuan itu, Choirul memberikan dokumen serta paparan terkait kasus pembunuhan yang terjadi pada 2004 tersebut.

Saat itu para aktivis HAM sempat optimistis terhadap pemerintahan Jokowi untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Namun, optimisme itu mulai hilang setelah Jokowi terlihat memiliki hubungan dekat dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono. Hendropriyono ditengarai terkait dengan kasus itu.

"Jokowi mengajak Hendropriyono keluar masuk Istana. Kami sakit hati," ujarnya.

Ketika kasus pembunuhan terjadi, Hendropriyono merupakan Kepala Badan Intelijen Negara saat itu.

Para aktivis HAM menganggap BIN sebagai dalang di balik pembunuhan dengan menggunakan racun arsenik terhadap Munir dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia dari Indonesia ke Belanda.

Hingga kini, belum terungkap siapa auktor intelektualis di balik tewasnya Munir. Pengadilan telah menghukum Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot maskapai Garuda Indonesia yang juga eksekutor Munir.

Sebelum Munir tewas, ada percakapan intensif antara Pollycarpus dan mantan Deputi V BIN, Muchdi PR. Percakapan itu diketahui dari call data record ponsel Pollycarpus yang dipaparkan di pengadilan.

Namun, hingga kini rekaman percakapan antara keduanya itu belum terungkap ke publik.

Aktivis HAM lainnya, M Islah, menilai bahwa rekaman percakapan itu menjadi bukti penting dalam kasus pembunuhan Munir.

Ia yakin bahwa kepolisian dan kejaksaan memiliki rekaman itu. Sebelum kasus bergulir di meja hijau, mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri, mantan Kapuspenkum Kejagung Jasman Panjaitan dan Direktur Prapenuntutan pada Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejagung, Suroso, mengakui adanya rekaman itu.

"(Tapi) rekaman itu sampai saat ini belum pernah dimunculkan sebagai dokumen hukum," kata Islah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com