Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR: Sistem Proporsional Tertutup Itu Kemunduran dalam Demokrasi

Kompas.com - 25/10/2016, 14:57 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan tidak setuju terhadap usulan soal sistem pemilu yang diajukan pemerintah dalam draf Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu. 

Pasal 401 menyatakan calon anggota legislatif yang lolos ke parlemen didasarkan pada nomor urut, bukan suara terbanyak.

Aturan itu, menurut dia, merujuk pada sistem proporsional tertutup.

"Sistem proporsional tertutup itu menurut saya kemunduran dalam demokrasi. Kita 18 tahun berdemokrasi. Inti demokrasi itu rakyat berdaulat dan berkuasa. Jangan direduksi, berikan hak itu ke rakyat, rakyat kita sudah pintar kok," kata Zulkifli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Ia menilai, jika menggunakan sistem tertutup maka rakyat tak akan mengenal orang yang mewakili mereka di parlemen.

Menurut dia, hal itu tak mencerminkan demokrasi yang sesungguhnya.

(Baca: Polemik Sistem Pemilu, antara Terbuka atau Tertutup)

Sebab, kata Zulkifli, inti demokrasi sejatinya ada pada rakyat.

Sementara, mengenai anggapan bahwa sistem proporsional terbuka cenderung menghabiskan dana besar dan mereka yang lolos ke parlemen jarang yang memahami ideologi partai, Zulkifli berpandangan sebaliknya.

Ia mengatakan, dalam sistem proporsional terbuka, tak selamanya yang bermodal besar selalu menang karena terbukti tidak semua pengusaha lolos ke parlemen.

Terkait pemahaman anggota legislatif terhadap ideologi partai, Zulkifli menilai, rakyat sudah pintar untuk menentukan calon anggota legislatif yang berkualitas, salah satunya harus memahami dan selalu menjalankan ideologi partai.

(Baca: Usulan Sistem Terbuka Terbatas dalam RUU Pemilu Dianggap Membingungkan)

"Nah jadi Jangan beli kucing dalam karung biarlah rakyat yang menentukan pilihan, yang terbaik untuk rakyat, itu yang terbaik untuk kita," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com