Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Seks di Padepokan Gatot Brajamusti dan Cerita Keluarga Mirna, Ini Ringkasan Berita Kemarin yang Perlu Anda Tahu

Kompas.com - 07/10/2016, 07:38 WIB

1. Pasca-tuntutan 20 tahun untuk Jessica, keluarga Mirna angkat bicara

Keluarga Wayan Mirna Salihin menyampaikan pernyataan terbuka menanggapi tuntutan 20 tahun penjara terhadap terdakwa kasus kematian Mirna, Jessica Kumala Wongso.

Keluarga menyatakan tidak puas atas tuntutan jaksa. Menurut keluarga, hukuman yang setimpal atas perbuatan Jessica adalah seumur hidup atau mati.

Selengkapnya baca di sini.  

Dalam kesempatan itu, keluarga juga menceritakan riwayat perjalanan pertemanan antara Mirna dan Jessica selama di Australia.

Kisah pertemanan keduanya pernah retak karena sejumlah teman baik Jessica memilih berteman dengan Mirna dan menjauh dari Jessica.

Puncak permusuhan antara Mirna dan Jessica memuncak ketika Jessica menghadapi masalah serius dengan pacarnya. Selengkapnya pernyataan keluarga Mirna baca di sini:

Perkembangan berita mengenai misteri pembunuhan Mirna bisa diikuti dalam topik ini.

BUZZFEED.COM Penampakan batu bata seharga Rp 1,6 juta
2. Sebongkah batu bata seharga Rp 13 juta

Maukah Anda membeli sebuah batu bata seharga Rp 13 juta? Di situs lelang e-bay sebuah batu bata dijual seharga itu.

Apa istimewanya? Itu batu bata biasa. Bedanya, ada tulisan "Supreme" tercetak di batu bata itu. "Supreme" adalah salah satu label peralatan skateboarding dan busana olahraga. Kata "Supreme" membuat batu bata itu menjadi memiliki nilai prestise.

Di butiknya di London orang rela mengantre demi mendapat batu bata itu. Harga resmi di butik adalah 90 poundsterling atau sekitar Rp 1,6 juta. Di situs-situs belanja online sejumlah orang mematok harga sekian kali lipat dari harga butik. Anda berminat?

Selengkapnya baca di sini.

KOMPAS.com/KARNIA SEPTIA Gatot Brajamusti akan menjalani pemeriksaan di Polda Nusa Tenggara Barat, Mataram, Lombok, pada Rabu (5/10/2016), sebagai saksi kasus dugaan pemerkosaan dan pelecehan seksual,
3. Gatot Brajamusti akui lakukan pesta seks di padepokannya

Gatot Brajamusti akhirnya mengakui bahwa ia pernah melakukan pesta seks dengan sejumlah perempuan secara bersamaan di padepokannya. Sebelum "pesta" berlangsung, mereka mengonsumsi aspat yang belakangan diketahui sebagai sabu.

Pengakuan ini menyusul laporan sejumlah wanita ke polisi yang mengaku menjadi korban pencabulan Gatot.

Sebelumnya, Gatot ditangkap polisi terkait kepemilikan sabu. Selengkapnya soal pemberitaan Gatot dapat disimak dalam topik ini.  

Jarot Pendiri Yayasan Bung Karno dan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Rachmawati Soekarnoputri saat menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Ilmu Politik dari Universitas Kim Il Sung, Korea Utara di Hotel Park Line, Jakarta, Kamis (6/10/2016).
4. Rachmawati Soekarnoputri Terima Gelar Doktor "Honoris Causa" dari Korea Utara

Pendiri Yayasan Bung Karno dan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), Rachmawati Soekarnoputri, menerima gelar doktor honoris causa bidang ilmu politik dari Universitas Kim Il Sung, Korea Utara.

Gelar tersebut disampaikan oleh Komisi Nasional Akademi Award Republik Rakyat Demokratik Korea pada 3 Agustus 2016. Prosesi penganugerahannya dilakukan di Hotel Park Line, Jakarta, Kamis (6/10/2016), oleh Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il.

Menurut An Kwang Il, anugerah tersebut diberikan kepada Rachmawati atas karier politiknya di Indonesia.

Selain itu, penganugerahan itu diberikan karena usaha Rahmawati menjaga persahabatan antara Indonesia dan Korea Utara. Rachmawati merupakan pendiri Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.

Baca beritanya di sini.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah warga menunggu panggilan untuk ikut dalam program Tax Amnesty di Kantor Pajak Pratama Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat, 30/9/2016. Banyaknya warga yang antre sejak pagi karena hari ini merupakan hari terakhir periode I program tax amnesty.
5. Simpanan uang tunai di rumah capai Rp 150 triliun

Pelaksanaan program amnesti pajak mengungkapkan fakta-fakta yang mencengangkan. Salah satunya, menurut laporan surat pernyataan harta, toal uang tunai yang disimpan di rumah mencapai Rp 150 triliun.

Masyarakat Indonesia masih gemar menyimpan uang tunai di rumah. Rendahnya akses perbankan diduga menjadi salah satu penyebabnya.

Sejauh ini total harta dalam bentuk uang tunai dan deposito yang dilaporkan melalui program tax amnesty mencapai Rp 1.000 triliun.

Selengkapnya baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com