JAKARTA, KOMPAS.com - Komentar Roy Suryo di Twitter mempertanyakan panggung merah putih yang diinjak Jokowi saat upacara Hari Kebangkitan Nasional jadi salah satu topik hangat, Senin (3/10/2016) kemarin.
Begitu juga dengan pernyataan Anies Baswedan bahwa sungai bersih di Jakarta diinisiasi mantan gubernur Fauzi Bowo bergulir menjadi bahan perbincangan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun berkomentar.
Selain itu, jangan lewatkan kabar mengenai keputusan Arab Saudi untuk menggunakan kalender Masehi ketimbang kalender Hijriah, hadiah Nobel Kedokteran untuk ilmuwan Jepang, dan proses rekonstruksi pembunuhan yang melibatkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Simak 5 topik pilihan kemarin yang mungkin terlewatkan:
1. Arab Saudi Beralih ke Kalender Masehi
Sejak berdiri tahun 1932, Kerajaan Arab Saudi menggunakan kalender Hijriah atau kalender Islam. Namun, mulai 1 Oktober 2016, Arab saudi memutuskan menggunakan kalender Masehi.
Akibat perbedaan jumlah hari antara kalender Hijriah (354 hari) dan Masehi (365 hari), perubahan tersebut berdampak pada pengurangan gaji tahunan pegawai dan pengurangan hari libur.
Simak selengkapnya di http://kom.ps/AFvfDv
2. Karpet Merah Putih Bukan Bendera
Warna merah putih podium presiden saat upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan baru digunakan pada tahun ini. Format podium itu telah berlangsung sejak era Orde Baru.
Dalam Undang-Undang tentang Bendera Kebangsaan, yang dimaksud dengan bendera RI adalah kain berukuran 2 x 3 berwarna merah dan putih dan dikibarkan di tiang bendera. Di luar dari ketentuan tersebut adalah bukan bendera RI
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Roy Suryo mempertanyakan podium merah putih yang digunakan Presiden Joko Widodo pada acara tersebut.
Penjelasan selengkapnya di http://kom.ps/AFvfIU
3. Nobel Kedokteran untuk Penelitian Sel
Yoshinori Ohsumi, ilmuwan biologi dari Jepang diumumkan sebagai penerima hadiah Nobel Kedokteran atas jasanya menemukan autophagy, sebuah proses "sel memakan dirinya sendiri".
Autophagy adalah proses yang sangat penting dalam fisiologi sel dan memiliki dampak besar dalam kesehatan manusia dan penyakit. Gangguan pada proses itu dapat memicu penyakit diabetes dan Parkinson.
Selengkapnya di http://kom.ps/AFvfN8
4. Sungai Bersih karena Foke
Coba cek di Google dengan keyword "sungai bersih karena Foke" niscaya Google akan memberikan rekomendasi "apakah yang Anda maksud sungai bersih karena Ahok?".
Fakta itulah yang dipakai Ahok dengan enteng menjawab pernyataan rivalnya Anies Baswedan bahwa proyek pembersihan sungai di Jakarta sudah dimulai era Fauzi Bowo atau Foke sebelum akhirnya dieksekusi Ahok.
Anies menyatakan, proyek pembersihan dan pengerukan sungai dimulai sejak zaman Gubernur DKI Fauzi Bowo, diresmikan di zaman Gubernur DKI Joko Widodo, dan dilaksanakan dengan baik di zaman Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, demikian juga diharapkan oleh pemimpin-pemimpin berikutnya.
Kenapa Google merekomendasikan hal tersebut? Hingga kini masih belum ada penjelasan. Komentar Anies bisa dibaca di http://kom.ps/AFvewU dan tanggapan Ahok di http://kom.ps/AFvfHo
5. Rekonstruksi Dimas Kanjeng
Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Abdul Gani di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
Pengasuh padepokan, yakni Dimas Kanjeng, dihadirkan dalam rekonstruksi yang diamankan sekitar 500-an personel gabungan Polri dan TNI. Empat tersangka lain juga dihadirkan dalam reka ulang.
Ada empat titik lokasi rekonstruksi, yakni lapangan, rumah Dimas Kanjeng, pendopo Rahmatan lil 'alamin, dan asrama putra.
Selengkapnya di http://kom.ps/AFvfIW
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.