Namun demikian, banyak orang tidak berdiri tegak dan berhenti beraktivitas ketika lagu ini dikumandangkan.
Di kesempatan lain bahkan terjadi juga lagu Indonesia Raya berfungsi sebagai pengiring arak-arakan prosesi bendera di awal upacara keagamaan memperingati Hari Kemerdekaan.
Tidak tahu dan tidak tergerak untuk berekspresi dan bersikap yang tepat mungkin menjadi dua hal yang mendasari fenomena ini.
Oleh sebab itu, edukasi dan pembiasaan memang menjadi penting, dan di sinilah peran pendidikan nasional menjadi sangat strategis dan penting.
Kesadaran sebagai Bangsa
Namun di sisi lain, bukan tidak mungkin bahwa fenomena kecil ini sebenarnya sedikit menyingkap fakta bahwa tataran kesadaran kita sehari-hari bukanlah kesadaran sebagai sebuah bangsa, atau kesadaran penuh sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab dan terhormat.
Sebagian besar dari kita faktanya memang tidak tersentuh dan tidak tergerak untuk berdiri penuh hormat ketika mendengar lagu yang merupakan identitas dan pemersatu kita sebagai bangsa.
Lagu yang seharusnya patut dihormati sebagai bentuk ekspresi kecintaan pada bangsa ini ternyata tidak cukup membuat kita dengan kesadaran penuh mengambil sikap hormat: hormat pada bangsa, perjuangannya, dan identitasnya.
Di bioskop, lagu yang dikumandangkan dengan hikmat bersama visual yang inspiratif itu nampaknya hanya diperlakukan sebagai pengisi waktu jeda seperti trailer film pada umumnya.
Kita, sebagai bangsa Indonesia, nampaknya memang tidak terbiasa dengan “militansi” rasa kebangsaan seperti di negara-negara lain, yang begitu mendengar lagu kebangsaannya lalu menghentikan aktivitas, berdiri tegak penuh hormat.
Rasa kebangsaan kita mungkin lebih sering muncul dan terpicu di dalam perselisihan atau sengketa dengan bangsa lain, atau dalam kompetisi olah raga.
Nampaknya hanya pada saat-saat itu banyak orang seolah-olah begitu nasionalis, dan berapi-api menyatakan diri sebagai satu bangsa yang bersatu dan berdaulat.
Apakah perasaan kebangsaan itu baru memang muncul bila kita memiliki “musuh”? Apa jangan-jangan kita adalah bangsa yang kurang bersyukur, dan selalu membutuhkan musuh untuk mencintai bangsa kita sendiri?
Berbangsa: Apakah Masih Relevan?
Kalau memang berbangsa itu masih relevan, maka mungkin pertanyaan besarnya adalah sebagai berikut. Kesadaran macam apakah yang kita miliki setiap harinya sebagai manusia yang hidup di bumi Indonesia?