Ia melewati proses seleksi yang panjang, mulai dari sekolah, tingkat kota hingga provinsi.
Di tahap akhir, pihak Garnisun baru mengetahui bahwa Gloria mempunyai paspor Perancis. Gloria pun dianggap bukan WNI berdasarkan UU kewarganegaraan.
Padahal Peraturan Menpora No. 0065/2015 syarat untuk dapat direkrut menjadi pasukan paskibraka adalah WNI.
Gloria pun digugurkan dari Paskibraka. Saat 67 anggota Paskibraka lainnya dikukuhkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (15/7/2016), Gloria hanya bisa terduduk lesu di asrama PP PON Cibubur.
Karena waktu yang mepet, posisi Gloria tak digantikan oleh anggota Paskibraka lain. Nasib Gloria sudah pasrah menerima kenyataan bahwa ia tak bisa mengantarkan pengibaran Merah Putih di hari kemerdekaan.
(Baca: Gloria Natapradja Hamel Gugur dari Paskibraka Istana karena Punya Paspor Perancis)
Namun ia tetap hadir saat upacara 17 Agustus di Istana untuk memberi semangat kepada 67 temannya.
Setelah upacara pengibaran bendera selesai, Gloria yang belakangan menarik simpati publik berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Siapa sangka, Presiden dan Wapres akhirnya mengizinkan Gloria untuk bergabung dalam pasukan Paskibraka dan bertugas di upacara penurunan bendera, sore harinya.
Gloria bergabung dengan Tim Bima dan bertugas sebagai penjaga Gordon. "Tadinya saya mikir, oh ini bukan rezeki saya, tapi diberikan kesempatan. Jadi senang banget," ujar dia usai melaksanakan upacara penurunan bendera.
(Baca: Bertemu Gloria, Jokowi Berkata "Ini Dia Nih yang Terkenal Banget di TV...")
Di sore hari yang sama, saat Gloria bertugas di upacara penurunan bendera, Arcandra Tahar yang sudah dicopot Jokowi muncul di Istana.
Keluar dari Istana Merdeka sambil menggenggam beberapa carik kertas, Arcandra pun mengakui bahwa dirinya baru saja bertemu Jokowi.
Lalu, apakah Jokowi juga masih memberikan kesempatan kepada Arcandra untuk membantu pemerintah di sektor ESDM, seperti halnya Gloria yang diberi kesempatan untuk bergabung di Paskibraka? Arcandra tak mau berbicara banyak soal pertemuannya dengan Jokowi.
Ia hanya menjawab normatif bahwa melakukan yang terbaik bagi bangsa ini tidak perlu dengan menjadi menteri.