JAKARTA, KOMPAS.com - Tenggat waktu yang diberikan kelompok pemberontak di Filipina, Abu Sayyaf, untuk penyerahan uang tebusan bagi tujuh ABK TB Charles yang disandera hanya tersisa satu hari.
Jatuh tempo penyerahan tebusan adalah besok, Senin, 15 Agustus 2016.
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi mengatakan, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan otoritas Filipina dalam pembebasan sandera.
"Kami tetap akan bekerja dengan base kita saat ini," ujar Retno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (14/8/2016).
Retno mengatakan, sejumlah komunikasi dilakukan bersama Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Rivas Yasay Jr.
Retno pun berkali-kali mengingatkan Yasay untuk mengutamakan keselamatan para sandera.
"Kami paham akan adanya situasi yang dinamis di lapangan," kata Retno.
Retno mengakui situasi di lapangan lebih sulit dari sebelumnya.
Baca: Terkait Abu Sayyaf, Menlu Sebut Kondisi Saat Ini Lebih Sulit
Menurut dia, ada perlawanan kelompok Abu Sayyaf yang mencoba mempertahankan kelompok mereka dan para sandera.
"Itu elemen yang mempersulit upaya pembebasan para sandera," kata Retno.
Kapal TB Charles yang berisi 13 WNI dibajak para perompak kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan. Insiden itu terjadi pada Senin (20/6/2016).
Tujuh ABK kemudian dijadikan sandera. Enam lainnya dibebaskan. Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.
Setelah penyanderaan tersebut, tiga WNI kembali disandera ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia.
Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.
Terbaru, yakni pada awal Agustus, kelompok Abu Sayyaf kembali menyandera seorang WNI lagi.
Dengan demikian, total WNI yang disandera berjumlah 11 orang.
Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah langkah, antara lain mempersiapkan pasukan TNI untuk ikut membebaskan 11 WNI yang disandera.
Namun, atas alasan konstitusi, TNI belum dapat masuk ke wilayah Filipina hingga saat ini.
Selain itu, operasi intelijen juga telah dilaksanakan sejak lama. Namun, operasi itu buntu dan hanya sebatas untuk mengetahui kondisi para sandera, belum sampai ke tahap pembebasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.