Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum "Full Day School", Sekolah Diharap Sudah Hadirkan Kenyamanan bagi Siswa

Kompas.com - 09/08/2016, 10:50 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena), Budi Trikorayanto, menilai penerapan kegiatan belajar seharian di sekolah atau full day school bisa menjadi kebijakan yang tidak tepat sasaran.

Ia menjelaskan, kegiatan belajar mengajar di sekolah saat ini terbilang membosankan.

Sebab, sistem pendidikan lebih menekankan target pencapaian dengan standar tertentu yang membuat para siswa merasa tidak nyaman atas suasana yang dibangun.

"Mereka dipaksa dikurung di kelas. Ada berbagai target-target yang harus mereka capai itu," ujar Budi saat dihubungi, Selasa (9/8/2016).

Menurut dia, sistem pendidikan seharusnya mengedepankan pelajaran yang menjadi minat siswanya. Selain itu, penyampaian materi harus interaktif.

Dengan demikian, para siswa akan merasa nyaman dan betah berada di lingkungan sekolah.

"Pembelajaran yang menggairahkan itu adalah sistem belajar yang anak-anak tahu apa yang mereka butuhkan, dan dengan cara yang lebih interaktif, nyaman, bukan model ceramah seperti sekarang ini," tutur dia.

"Pembelajaran yang membumi ke alam, bukan menghafal teori-teori segala macam yang mereka enggak tahu gunanya untuk apa. Jadi, kalau sistem belajar sesuai apa yang mereka suka atau mereka butuhkan, itu akan lebih betah siswa di sekolah," ucapnya.

Karena itu, Budi menyarankan, sebelum sistem full day school diterapkan, semestinya suasana yang nyaman di sekolah itulah yang perlu dibangun terlebih dahulu.

Jika siswa sudah merasa nyaman berada di lingkungan sekolah, maka penerapan sistem full day school akan efektif.

"Full day school untuk SD, SMP kalau suasana pembelajaran sekolah seperti sekarang bukan hanya membuat siswa frustasi tapi juga guru," ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya mengusulkan diterapkannya sistem full day school bagi siswa SD dan SMP.

Tujuannya, memberikan kesempatan kepada sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. (Baca: Ini Alasan Mendikbud Usulkan "Full Day School")

Selain itu, Muhadjir menilai, program itu juga dapat menghindari penyimpangan-penyimpangan yang berpotensi terjadi di luar jam sekolah.

Muhadjir menyebutkan, jam pulang sekolah akan disamakan dengan jam pulang kerja, sehingga anak didik tidak dilepas begitu saja setelah jam sekolah berakhir.

"Jadi, anak pulang pukul lima sore, orangtuanya bisa jemput. Sehingga anak kita tetap ada yang bertanggung jawab setelah dilepas pihak sekolah," kata dia, di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Namun, full day school ini bukan berarti para siswa belajar selama sehari penuh di sekolah. (Baca: "Full Day School" Tak Berarti Belajar Seharian di Sekolah, Ini Penjelasan Mendikbud)

Program ini memastikan siswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

 

Muhadjir mengatakan, lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya dapat diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Kompas TV Ortu Sambut Baik Gerakan Antar Anak Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com