Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Menteri yang Tidak Turun ke Masyarakat Akan Diganti

Kompas.com - 25/07/2016, 15:38 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyinggung soal reshuffle (perombakan) kabinet saat memberikan kuliah umum di Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Senin (25/7/2016).

Luhut mengatakan, para menteri Kabinet Kerja yang dianggap tidak pernah turun ke masyarakat dan kinerjanya kurang baik pasti akan diganti.

Menurut dia, reshuffle bisa terjadi kapan saja tergantung Presiden Joko Widodo. "Kalau kerjanya baik dan dirasa Presiden perlu ya tidak di-reshuffle. Karena itu hak prerogatif presiden. Tapi yang pasti akan di-reshuffle-lah kalau tidak turun ke masyarakat," ujar Luhut.

(Baca: Fadli Zon Berharap "Reshuffle" Tak Timbulkan Masalah Baru)

Luhut menuturkan, saat ini Presiden Joko Widodo bersama jajaran kabinet melakukan banyak hal untuk percepatan ekonomi dan pembangunan pemerataan.

Hal ini kemudian yang menuntut para menteri untuk bisa meningkatkan etos kerja dan benar-benar turun melihat kondisi riil di masyarakat.

Luhut mengaku tidak mengetahui kapan reshuffle akan direalisasikan dan siapa menteri yang akan diganti. Namun, ia mengatakan, Presiden melakukan banyak perubahan dan perlu didukung oleh kabinet yang solid dan satu suara.

"Tidak ada yang tahu apa yang ada di benak Presiden. Siapa dan kapan reshuffle akan dilakukan," kata Luhut.

(Baca: Soal Isu "Reshuffle" Kabinet, Hanura Inginkan Kepastian Jokowi agar Menteri Tak Galau)

Selain itu, dia juga mengatakan, menteri sebagai pejabat negara merupakan pelayan masyarakat. Diharapkan setelah kabinet dirombak, jajaran pemerintah benar-benar memiliki etos kerja yang baik dan bisa mengerti apa yang diperlukan masyarakat.

Kabar mengenai perombakan kabinet kembali berembus dari Istana Kepresidenan. Hal ini disebabkan beredarnya kabar bahwa Presiden Joko Widodo melarang menteri-menterinya keluar dari Jakarta selama sepekan ini.

Rapat Kabinet Paripurna

Menteri Sekretaris Negara Pratikno membenarkan kabar bahwa Presiden Joko Widodo melarang semua menterinya meninggalkan DKI Jakarta selama 25 hingga 29 Juli 2016. Meski demikian, Pratikno mengatakan bahwa larangan tersebut wajar adanya.

Sebab, satu hari di antara sepekan itu, Presiden akan menggelar rapat kabinet paripurna di mana semua menteri dan pimpinan lembaga wajib hadir.

"Pekan ini kami akan ada sidang kabinet paripurna. Jadi seperti biasa Pak Presiden mengharapkan semua menteri hadir, itu saja," ujar Pratikno di kantornya di Jakarta, Senin (25/7/2016).

(Baca: Selama Sepekan Ini Jokowi Larang Menteri-menteri Tinggalkan Jakarta)

Pratikno juga membantah bahwa sidang kabinet paripurna kali ini istimewa lantaran Presiden sampai mengeluarkan larangan menteri-menterinya ke luar Jakarta. Menurut dia, setiap menjelang rapat paripurna kabinet, Presiden selalu meminta para pembantunya untuk tidak keluar dari Ibu Kota agar dapat hadir dalam sidang tersebut.

"Jadi itu sangat biasa dilakukan. Setiap rapat juga begitu, tidak ada yang beda-beda," ujar Pratikno. Sidang kabinet paripurna kali ini pun tidak spesifik membahas suatu topik. Menurut Pratikno, sidang kabinet membahas program-program pemerintah secara umum.

 

Kompas TV Belasan Menteri Menghadap Presiden Pekan Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com