JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memastikan tak ada kelangkaan vaksin di Indonesia. Hal itu disampaikannya menanggapi pengakuan beberapa rumah sakit yang mengalami kekosongan vaksin.
"Tidak ada kelangkaan, sekali lagi saya tegaskan pemerintah mempunyai program wajib imunisasi. Itu penyediaan vaksinnya dari PT Biofarma, sekarang masih ada 120 juta file vaksin," ucap Nila seusai mengikuti rapat kerja anggaran (RKA) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).
(baca: Mencurigakan, Vaksin Kosong Jadi Alasan Rumah Sakit Beli Vaksin Palsu)
Nila mengatakan, jika rumah sakit swasta kekurangan stok vaksin, mereka bisa membelinya melalui PT Biofarma sehingga mereka tak selalu harus membeli vaksin impor yang harganya lebih mahal.
Meski demikian, Nila mengaku pemerintah memang tak berhak melarang rumah sakit swasta membeli vaksin impor.
"Tapi, kalau beli dari pemerintah yang harganya lebih murah kan juga tidak salah, impor boleh saja, tetapi jadi soal kalau ternyata vaksinnya dipalsu," lanjut dia.
(baca: Ini Alasan Dokter di RS Harapan Bunda Terima Tawaran Vaksin dari Distributor Ilegal)
Dia kembali menegaskan peredaran vaksin palsu bukan karena kelangkaan stok vaksin di Indonesia.
"Peredaran vaksin palsu itu karena ada yang memainkan, bukan karena langka stok vaksinnya. Sekarang saja masih ada 120 juta file vaksin milik pemerintah dengan harga yang lebih murah," kata Nila.
Bareskrim Polri telah menetapkan 23 orang tersangka dalam kasus peredaran vaksin palsu ini. Mereka yang menjadi tersangka terdiri dari dokter, kepala rumah sakit, apoteker, bidan, hingga distributor dan produsen vaksin palsu.
(baca: Sebut Ada "Grand Design" di Balik Vaksin Palsu, Ketua IDI Tak Tahu Siapa Aktornya)
Setelah ditelusuri, pihak rumah sakit mengaku mencari vaksin selain yang diberikan pemerintah karena stok yang kerap habis. Di sisi lain, rumah sakit harus melayani banyak anak yang harus diberikan vaksin.