Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merenungkan Kembali Makna Idul Fitri

Kompas.com - 06/07/2016, 05:30 WIB

Ketika Nabi bertanya tentang alasan berpuasa, orang-orang Yahudi menjawab bahwa "Ashura" adalah hari di mana Tuhan menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa dan anak- anak Israel. Nabi pun berkata: "Kami memiliki hak yang lebih besar kepada Musa daripada yang kamu miliki."

Riwayat ini terekam dalam khazanah intelektual Islam, mulai dari kitab-kitab Hadis yang kanonikal, seperti Sahih Bukhari dan Muslim, sampai kitab-kitab sejarah yang otoritatif, seperti Tarikh al-Tabari.

Selain puasa yang menjadi bukti dari sejarah Islam yang hadir dalam iklim yang monoteistik, 'id juga merupakan nomenklatur keagamaan lain yang tak dapat dipisahkan dengan tradisi agama monoteistik Kristen.

Apalagi, Islam mengklaim dirinya sebagai kontinuitas dari agama-agama monoteistik sebelumnya. Karena itu, tak heran Nabi Muhammad dan pengikutnya, umat Islam, juga merayakan hari raya keagamaan.

Konteks festival keislaman

Dalam konteks festival keislaman, umat Islam merayakan setidaknya dua hari raya kanonikal: Idul Adha pada 10 Zulhijah dan Idul Fitri pada 1 Syawal.

Makna 'id dalam dua festival keislaman ini tidak merujuk pada makna "kembali", seperti Idul Fitri dimaknai sebagai "kembali kepada kesuciaan" dan Idul Adha sebagai "kembali kepada kurban."

Tentu saja, pemahaman ini salah, karena makna 'id dalam konteks festival keislaman ini sama- sama merujuk pada hari raya, sebagaimana makna 'id dalam tradisi hari raya agama Kristen.

Karena itu, Idul Fitri lebih tepat dimaknai sebagai "hari raya buka puasa" (festival of fast-breaking) dan Idul Adha ('idal-adha) sebagai "hari raya kurban."

Dalam kitab hadis Sahih al-Bukhari, Nabi Muhammad melarang puasa pada dua hari raya itu dan justru merekomendasikan kepada umat Islam untuk merayakan hari raya Idul Adha dengan penyembelihan hewan kurban (festival of sacrifice) dan hari raya Idul Fitri dengan berbuka puasa dan makan (festival of fast-breaking).

Disebut sebagai hari raya buka puasa, karena hari raya Idul Fitri adalah penanda dari akhir puasa selama Ramadhan, sehingga kita diharamkan untuk puasa pada 1 Syawal.

Dan, benar pula ketika Ali Mustafa Ya'qub (almarhum) menyebut Idul Fitri dengan tepat sebagai "hari raya makan," karena makna al-fitr itu sendiri adalah makanan.

Bahkan, sebelum shalat Idul Fitri ditunaikan, Nabi merekomendasikan umatnya untuk makan terlebih dahulu. Sesudah shalat Idul Fitri pun, umat Islam saling berkunjung untuk memaafkan satu sama lain, sambil menikmati momentum Idul Fitri sebagai "festival makanan" di setiap rumah.

SUKIDI
Kandidat PhD Studi Islam di Universitas Harvard, Cambridge

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com