Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Jamin Kebebasan Beragama Jemaat Ahmadiyah

Kompas.com - 01/07/2016, 06:00 WIB

Setelah interogasi selesai, delapan anggota Jemaat Ahmadiyah dibawa ke Polres. Mereka tidak diizinkan pulang. Jika memaksa pulang, Kapolsek mengaku tidak bertanggungjawab atas keselamatan mereka.

"Kalau kamu mau pulang harus tanda tangan surat pernyataan bahwa jika terjadi sesuatu pada kamu, kami tidak tanggung jawab. Kami tinggal bawa ambulan besok," cerita Mongisidi mengutip pernyataan Kapolsek.

Pukul 1.00, mereka kemudian dibawa ke Polres Lombok Timur. Namun, petugas jaga Polres menerima informasi dari Kapolsek bahwa mereka datang untuk mengamankan diri. Dengan demikian, segala keperluan mereka tidak ditanggung polisi.

Kepada petugas jaga, Monginsidi lalu membantah dan menyebut mereka sebenarnya diamankan polisi.

"Petugas jaga menelepon Kapolsek. Kapolsek datang lagi ke Polres dan marah-marah mengatakan bahwa kami memutar balik fakta," cerita dia.

Ia menambahkan, Kapolres sempat menemui muspida dan masyarakat Sambelia. Pada Jumat, delapan jemaat Ahmadiyah kemudian dibawa ke kantor bupati Lombok Timur.

Di sana, Kapolres menyampaikan bahwa jemaat Ahmadiyah tetap bisa diterima masyarakat. Namun, ada tiga tuntutan, yakni mubaligh diminta tidak datang ke desa, shalat tidak berjamaah, dan tidak ada pertemuan anggota Ahmadiyah.

"Itu sifatnya sementara. Kami terima. Kapolres sempat tekankan ke Camat Sambelia tentang SKB. Kapolres bilang SKB bukan pelarangan (ajaran Ahmadiyah), jangan disalahartikan," kata Mongisidi.

Pada Sabtu siang, delapan jemaat Ahmadiyah dipulangkan dari Polres dengan pengawalan polisi. Namun, mereka tidak diantar ke rumah, tapi ke Masjid Nurul Iman di Desa Bagik Manis.

Di Masjid itu sudah menunggu Kepala Desa Bagik Manis dan beberapa staf Desa, Danramil serta polisi dari Polsek Sambelia. Di sana, masalah kembali muncul yang bertolak belakang dengan hasil pertemuan di kantor Bupati.

Jemaat Ahmadiyah disodorkan surat pernyataan, salah satunya bersedia keluar dari Ahmadiyah. Mereka diminta menandatangani jika tetap ingin tinggal di Dusun Dasan Bagik.

Seluruh jemaat Ahmadiyah menolak. Atas penolakan tersebut, aparat desa menekankan tidak bertanggungjawab jika terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap mereka.

Akhirnya, mereka bersedia tandatangan, tetapi dengan mencoret poin keluar dari Ahmadiyah. Menurut Monginsidi, sebenarnya poin lain mengganggu pihaknya dalam menjalankan ibadah. Namun karena keadaan tertekan, pihaknya akhirnya menandatangani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com