Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu: 7 WNI yang Disandera Sudah Berada dalam Satu Kelompok

Kompas.com - 28/06/2016, 14:52 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan dengan otoritas Filipina untuk memantau kondisi terakhir tujuh anak buah kapal tugboat Charles 001 yang disandera kelompok bersenjata Filipina.

Dari hasil koordinasi, diketahui tujuh ABK yang sebelumnya sempat disandera secara terpisah ke dalam dua kelompok, kini sudah menjadi satu kelompok.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh saat ini, mereka sudah berada di dalam satu kelompok,” kata Retno, dalam jumpa pers di Kemenlu, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Ketujuh ABK tersebut disandera sejak 20 Juni lalu oleh dua kelompok berbeda.

Kelompok pertama, terdiri antara 5-6 penyandera bersenjata lengkap, menyandera tiga orang ABK yaitu Kapten Fery Arifin (nahkoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II).

Sementara itu, penyanderaan kedua dilakukan oleh 8-10 orang bersenjata lengkap, yang menyandera empat orang ABK, yaitu Ismail (Mualim I), Robin Piter (Juru Mudi), Muhammad Nasir (Masinis III) dan Muhammad Sofyan (Oilman).

Retno menambahkan, meski telah berada dalam satu kelompok, terkadang para sandera dipisahkan ketika terjadi perpindahan lokasi penyanderaan.

Namun, diperkirakan lokasi pemindahan sandera itu masih berada di sekitar wilayah Pulau Jolo, Filipina.

“Ketujuh ABK WNI kita dalam keadaan baik,” ujarnya.

Lebih jauh, ia mengatakan, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacuddu telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina untuk berkoordinasi guna memastikan keselamatan para sandera.

Dalam waktu dekat, ia akan menemui Menteri Luar Negeri Filipina yang baru setelah proses transisi pemerintahan negeri itu rampung.

“Pergantian pemerintah baru di Filipina diyakini tidak akan menjadi penghambat penanganan sandera,” kata Retno.

Kompas TV 7 ABK Korban Sandera dalam Keadaan Sehat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com