Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Brexit, Referendum dan Catatan SBY

Kompas.com - 27/06/2016, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Ada sembilan isu terkini yang diangkatnya, tak hanya peristiwa di Inggris tapi juga soal ultranasionalistik di kampanye capres Amerika Serikat dan soal nasionaliame di Natuna.

Bagaimana SBY merespons pascareferendum "Brexit" dan dampaknya di dalam negeri Inggris, regional EU dan dunia secara global ?

Ternyata SBY tidak terlalu terkejut dengan kejadian ini karena sudah mendiskusikan dan mengikuti rencana ini sejak tahun lalu dan sudah menanyakannya ke Angela Merkel, Kanselir Jerman saat bertemu acara G20 di Cannes Perancis.

Sejak tahun lalu sudah ada suara Inggris keluar dari EU. Tetapi SBY menyatakan bahwa Ini adalah peristiwa besar dan menjadi  game changer bagi Inggris di Eropa dan di dunia global.

Pertanyaannya mengapa rakyat Inggris ingin keluar dari EU? Tentu yang lebih tahu rakyat Inggris sendiri, tapi bagi SBY pilihan ini pilihan yang sangat berani dan pilihan dramatis.

Salah satu sebab meninggalkan EU adalah karena rakyat Inggris tak mendapat keuntungan menjadi anggota EU. Alasan kedua adalah munculnya semangat berdaulat sebagai negara besar dan spirit nasionalisme. Masuknya Inggris di EU membuat negara itu merasa tak berdaulat dan kehilangan nasionalismenya.

Bagaimana tantangan yang akan dihadapi Inggris ke depan? SBY menjelaskan bahwa tak dapat dielakkan lagi, di internal negeri itu akan lahir krisis, pasar akan bergejolak, bisnis akan terguncang dan lain-lain.

Secara perspektif politik, bangsa inggris terpecah khususnya Skotlandia dan Irlandia yang selama ini terus menunjukkan dinamika perjuangannya, bahkan juga London.

Ini semua harus dikelola dengan baik. Rekonsiliasi jadi penting. Proses keluar dari EU butuh waktu lama yang bisa memakan waktu sampai 2 tahun. Semuanya tergantung pada proses administratifnya. Bahkan efeknya ke EU secara keseluruhan akan sangat terasa.

Bagaimana dengan sikap super cepat pernyataan mundur dari jabatan Perdana Menteri Inggris?  SBY menegaskan tahu sikap David Cameron karena sudah bersahabat lama dan sering bertukar pikiran.

Itu adalah bentuk tanggungjawab yang mendalam beliau karena tak mampu mempertahankan Inggris tetap di EU. Tapi masih ada waktu sedikit sekitar 3 bukan untuk mengonsolidasikan Inggris pascareferendum itu. Mudah-mudahan berhasil.

Model kerjasama regional yang dipertontonkan EU selama ini dipuji karena berhasil. Apakah ASEAN perlu meniru EU? SBY berpandangan bahwa Model EU sebagai arsitektur model ada plus minusnya.

SBY mengutip Angela Merkel, sahabatnya dari Jerman itu dan menyatakan adanya kesulitan besar dalam proses mengambil putusan bersama di EU.

Menurut SBY, tidak tepat jika ASEAN harus seperti EU. Sebab ASEAN lebih heterogen, sebaliknya EU lebih homogen.

Ideologi dan sistem politiknya juga berbeda-beda. Biarkan ASEAN tetap jadi asoaiasi apalagi sekarang ASEAN sudah menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Halaman:


Terkini Lainnya

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com