Ada sembilan isu terkini yang diangkatnya, tak hanya peristiwa di Inggris tapi juga soal ultranasionalistik di kampanye capres Amerika Serikat dan soal nasionaliame di Natuna.
Bagaimana SBY merespons pascareferendum "Brexit" dan dampaknya di dalam negeri Inggris, regional EU dan dunia secara global ?
Ternyata SBY tidak terlalu terkejut dengan kejadian ini karena sudah mendiskusikan dan mengikuti rencana ini sejak tahun lalu dan sudah menanyakannya ke Angela Merkel, Kanselir Jerman saat bertemu acara G20 di Cannes Perancis.
Sejak tahun lalu sudah ada suara Inggris keluar dari EU. Tetapi SBY menyatakan bahwa Ini adalah peristiwa besar dan menjadi game changer bagi Inggris di Eropa dan di dunia global.
Pertanyaannya mengapa rakyat Inggris ingin keluar dari EU? Tentu yang lebih tahu rakyat Inggris sendiri, tapi bagi SBY pilihan ini pilihan yang sangat berani dan pilihan dramatis.
Salah satu sebab meninggalkan EU adalah karena rakyat Inggris tak mendapat keuntungan menjadi anggota EU. Alasan kedua adalah munculnya semangat berdaulat sebagai negara besar dan spirit nasionalisme. Masuknya Inggris di EU membuat negara itu merasa tak berdaulat dan kehilangan nasionalismenya.
Bagaimana tantangan yang akan dihadapi Inggris ke depan? SBY menjelaskan bahwa tak dapat dielakkan lagi, di internal negeri itu akan lahir krisis, pasar akan bergejolak, bisnis akan terguncang dan lain-lain.
Secara perspektif politik, bangsa inggris terpecah khususnya Skotlandia dan Irlandia yang selama ini terus menunjukkan dinamika perjuangannya, bahkan juga London.
Ini semua harus dikelola dengan baik. Rekonsiliasi jadi penting. Proses keluar dari EU butuh waktu lama yang bisa memakan waktu sampai 2 tahun. Semuanya tergantung pada proses administratifnya. Bahkan efeknya ke EU secara keseluruhan akan sangat terasa.
Bagaimana dengan sikap super cepat pernyataan mundur dari jabatan Perdana Menteri Inggris? SBY menegaskan tahu sikap David Cameron karena sudah bersahabat lama dan sering bertukar pikiran.
Itu adalah bentuk tanggungjawab yang mendalam beliau karena tak mampu mempertahankan Inggris tetap di EU. Tapi masih ada waktu sedikit sekitar 3 bukan untuk mengonsolidasikan Inggris pascareferendum itu. Mudah-mudahan berhasil.
Model kerjasama regional yang dipertontonkan EU selama ini dipuji karena berhasil. Apakah ASEAN perlu meniru EU? SBY berpandangan bahwa Model EU sebagai arsitektur model ada plus minusnya.
SBY mengutip Angela Merkel, sahabatnya dari Jerman itu dan menyatakan adanya kesulitan besar dalam proses mengambil putusan bersama di EU.
Menurut SBY, tidak tepat jika ASEAN harus seperti EU. Sebab ASEAN lebih heterogen, sebaliknya EU lebih homogen.
Ideologi dan sistem politiknya juga berbeda-beda. Biarkan ASEAN tetap jadi asoaiasi apalagi sekarang ASEAN sudah menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.