JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, kepolisian sejak jauh hari mengimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi yang aman untuk mudik.
Kalaupun terpaksa menggunakan motor, tidak boleh bermuatan lebih dari dua orang.
Jika tidak, kata Agung, maka polisi yang berjaga di jalur mudik akan memberhentikan mereka dan memindahkan penumpang ke dalam bus yang telah disediakan.
"Nanti di kilometer 43 (jalur arteri) disetop sama polisi. Yang muatannya lebih dari dua orang, diturunkan. Masukkan ke bis," ujar Agung saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Agung mengatakan, di jalur arteri nanti ada 10 titik pengecekan yang tersebar di Bekasi, Cawang, dan Kampung Melayu.
Bis-bis yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang itu akan ditempatkan di sejumlah terminal. Ia memprediksi puncak arus mudik pada 2-3 Juli 2016.
"Yang mudik bersama mulainya hari Kamis tanggal 30 Juni dan Jumat tanggal 31 Juni. Maksimal nanti hari Sabtu dan Minggunya," kata Agung.
Sementara untuk mengantisipasi kemacetan, selain dilakukan contra flow, petugas juga melarang truk barang bersumbu lebih dari dua untuk melintasi jalur pantau utara mulai 1 hingga 10 Juli 2016.
"Kalau tidak akan ditilang, dikandangkan sampai tanggal 10 (Juli)," kata Agung.
Agung mengatakan, kepolisian menerjunkan personil selama mudik selama 99.700 orang.
Kemudian ditambah satuan TNI, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan sehingga total personil yang disiagakan sebanyak 155 ribu orang.