Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Anggap Indonesia Tak Perlu Layangkan Nota Protes ke China

Kompas.com - 21/06/2016, 20:31 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pemerintah tidak perlu mengajukan nota protes ke Pemerintah China terkait aksi pencurian ikan yang dilakukan kapal nelayan asal negara itu di perairan Natuna, Jumat (17/6/2016) lalu.

Hal ini karena tindakan pencurian tersebut merupakan tindakan perorangan dan TNI Angkatan Laut telah mengamankan salah satu dari 12 kapal yang melakukan pencurian tersebut.

"Kami kan sudah ambil tindakan karena itu sikap perorangan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (21/6/2016).

Sebaliknya, Pemerintah China sebelumnya telah mengajukan nota protes ke Pemerintah Indonesia. Nota protes dilontarkan China lantaran kapal milik TNI Angkatan Laut RI diduga telah melukai salah seorang anak buah kapal.

(Baca: Ini Kronologi Penangkapan Kapal Ikan China di Natuna Versi Koarmabar)

Namun, pihak TNI AL telah membantah tuduhan yang disampaikan Pemerintah China tersebut. Kalla pun mengamini pernyataan TNI AL. Kendati demikian, pemerintah akan menjawab nota protes yang dilayangkan Pemerintah China.

"Ya tentu harus dijawab. (Dubes China untuk Indonesia) dipanggil," kata dia.

Lebih jauh, Kalla membenarkan  bahwa TNI AL melakukan penembakan terhadap kapal pencuri asal China tersebut. Namun, menurut dia, tembakan yang dilakukan TNI AL tersebut adalah tembakan yang wajar dan sebatas pada penembakan peringatan.

"Kan enggak ada orang yang terluka. Selama kita menjaga daerah perairan kita, kita harus menjaganya dengan baik," ujar dia.

(Baca: Kapal China Tiga Kali Curi Ikan di Natuna, Apa Langkah Pemerintah?)

Seperti diberitakan BBC yang mengutip kantor berita Reuters, juru bicara Kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa kapal penjaga pantai China telah menyelamatkan seorang nelayan yang terluka.

Situs resmi Kemenlu Cina menyebutkan nelayan itu kemudian dilarikan ke Provinsi Hainan untuk dirawat lebih lanjut.

Dimintai klarifikasi atas klaim Pemerintah Cina tersebut, Kepala dinas penerangan TNI AL Laksamana pertama TNI Edi Sucipto mempertanyakannya.

(Baca: Pencurian Ikan di Natuna, Indonesia Diminta Layangkan Protes ke China)

"Kalau ingat senjata yang digunakan cuma sekadar senjata 7,62 atau 12 mm, mana mungkin sampai ke sana. Mereka kan sudah lari semua, kecuali satu (kapal) yang tidak bisa lari," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto kepada BBC Indonesia.

Kemenlu China juga membenarkan bahwa salah satu kapalnya beserta tujuh orang awaknya telah ditahan oleh TNI AL. Beijing telah membuat protes resmi kepada Pemerintah Indonesia atas insiden penembakan dan penangkapan awak kapal China tersebut.

Kompas TV Indonesia Protes Intervensi Tiongkok di Natuna
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com