Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan Fahri Hamzah soal Formulir Dukungan Dianggap Tak Bisa Diterapkan Saat Ini

Kompas.com - 08/06/2016, 13:31 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai, usulan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat formulir dukungan standar bagi calon independen tak bisa direalisasikan.

Sebab, UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah sudah selesai dibahas antara pemerintah dan DPR.

"Dalam hukum, tidak ada istilah berlaku surut. Ini semua UU yang berkaitan dengan independen Pak Ahok, dibuat sebelum tahu hebatnya independen ini," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Menurut dia, usulan yang disampaikan Fahri tersebut hanya untuk menjegal upaya pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI mendatang.

"Sebagai salah satu tokoh penggerak 'Teman Ahok', kami yakin tidak hanya satu juta data (KTP yang akan terkumpul), tetapi lebih," ujar Ruhut.

Ia menambahkan, dukungan yang diberikan kepada Ahok tak sama dengan dukungan yang diberikan kepada calon independen yang maju pada pemilihan anggota DPD.

"Kalau DPD mereka ada tim yang mengumpulkan (data KTP). Kalau ini (Ahok) mereka datang ke griya kami karena ada kesadaran untuk memberikan (data) KTP," kata dia.

Fahri sebelumnya mengusulkan agar KPU membuat formulir standar untuk calon independen yang ingin maju saat pilkada.

Dengan demikian, formulir data KTP di seluruh Indonesia memiliki format yang sama.

Ahok menduga, usulan tersebut untuk menjegal langkahnya dalam Pilkada DKI 2017. Formulir dukungan data KTP yang dibuat Teman Ahok sudah hampir mencapai 1 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com