Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaring Hingga 50.000 Anggota, Ini Modus yang Digunakan Gafatar

Kompas.com - 30/05/2016, 19:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubdit I Keamanan Negara Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri AKBP Satria Adhy Permana mengatakan, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) masih berpotensi aktif kembali sekalipun mantan Ketua Umumnya, Mahful Muis Tumanurung telah ditahan Bareakrim Polri.

Bareskrim Polri menahan Mahful dan dua pimpinan Gafatar lainnya, yaitu Ahmad Musaddeq dan Andri Cahya pada Rabu (25/5/2016) lalu.

"Menurut saya, iya (masih berpotensi aktif). Karena ini menyangkut keyakinan dan pemahaman," ujar Satria di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Ia menambahkan, meski Gafatar sudah dibubarkan dan kini pimpinannya dalam proses hukum, namun keyakinan yang ditanamkan kepada para pengikut Gafatar masih melekat.

(Baca: Ada 12 Wilayah yang Diklaim Bagian dari Negara Bentukan Gafatar)

Satria juga membeberkan cara bagaimana masyarakat bisa diyakinkan untuk menjadi pengikut organisasi massa yang sudah beranggotakan 40.000-50.000 orang itu.

Dari hasil pemeriksaan, terutama saksi-saksi yang menjadi korban, para pengikut Gafatar diawali dengan rasa kebingungan. Kemudian, pengurus Gafatar melakukan pendampigan secara terus-menerus kepada mereka.

Bentuk pendampingan dilakukan baik bertatap muka langsung hingga komunikasi melalui grup WhatsApp atau media sosial lain.

"Mereka memasukkan pemahaman menurut tafsir yang mereka yakini sehingga terbentuk pembentukan kader-kader yang tadinya goncang. Akhirnya, mereka akan tunduk dan patuh," kata dia.

(Baca: Tahan Pimpinan Gafatar, Polri Sita Alat Elektronik hingga Buku Bacaan Wajib)

"Lalu, mereka wajib mengucapkan syahadat dengan mengakui Ahmad Musaddeq sebagai nabi menurut versi Millah Abraham. Bikin syahadat sendiri," sambung dia.

Badan Reserse Kriminal Polri menahan tiga orang pimpinan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Rabu (25/5/2016) malam. Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim dalam dugaan perkara tindak pidana penistaan terhadap agama.

"Diperoleh info dia bukan cuma melakukan penistaan, tapi juga merencanakan makar jadi kita lakukan penangkapan," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agus Andrianto saat dihubungi, Kamis.

Penyidik sudah memeriksa 52 saksi dari enam provinsi, yaitu dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Kalimantan Barat.

Kompas TV MUI Nyatakan Gafatar Sesat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sindir Polri, Megawati: Kapan Polisi Bisa seperti Pak Hoegeng Lagi?

Sindir Polri, Megawati: Kapan Polisi Bisa seperti Pak Hoegeng Lagi?

Nasional
Megawati Bergetar Ucapkan Terima Kasih ke Pemilih PDI-P

Megawati Bergetar Ucapkan Terima Kasih ke Pemilih PDI-P

Nasional
KPK Sebut Pejabat Kementan yang Manipulasi Perjalanan Dinas Demi SYL Bisa Dihukum

KPK Sebut Pejabat Kementan yang Manipulasi Perjalanan Dinas Demi SYL Bisa Dihukum

Nasional
Puji Ahok, Megawati: Orang yang Berani di PDI-P Hanya yang Mantap, Tidak Goyang-goyang

Puji Ahok, Megawati: Orang yang Berani di PDI-P Hanya yang Mantap, Tidak Goyang-goyang

Nasional
Megawati: Saya Sekarang Provokator Demi Kebenaran dan Keadilan

Megawati: Saya Sekarang Provokator Demi Kebenaran dan Keadilan

Nasional
Ungkit Pemilu 2024 Curang Secara TSM, Megawati: Saya Tahu Kok!

Ungkit Pemilu 2024 Curang Secara TSM, Megawati: Saya Tahu Kok!

Nasional
Megawati Ajak Puan Tukar Posisi: Saya Jadi Ketua DPR, Kamu Jadi Ketum

Megawati Ajak Puan Tukar Posisi: Saya Jadi Ketua DPR, Kamu Jadi Ketum

Nasional
Andika Perkasa Disoraki di Rakernas PDI-P, Megawati: Kok Banyak Fans

Andika Perkasa Disoraki di Rakernas PDI-P, Megawati: Kok Banyak Fans

Nasional
Megawati Ucapkan Beribu Terima Kasih ke Hanura, PPP, dan Perindo karena Tetap Mau Bareng PDI-P

Megawati Ucapkan Beribu Terima Kasih ke Hanura, PPP, dan Perindo karena Tetap Mau Bareng PDI-P

Nasional
Ngaku Pernah Bersaing dengan Guntur Soekarnoputra, Megawati: Nanti Saya Lebih dari Kamu, Hehe Sorry

Ngaku Pernah Bersaing dengan Guntur Soekarnoputra, Megawati: Nanti Saya Lebih dari Kamu, Hehe Sorry

Nasional
Sedih PPP Tak Lolos Parlemen, Megawati: Tak Usah Khawatir, Nanti Menang Lagi

Sedih PPP Tak Lolos Parlemen, Megawati: Tak Usah Khawatir, Nanti Menang Lagi

Nasional
Tanpa Jokowi, Ini Sejumlah Menteri hingga Ketua Umum Partai yang Hadir di Rakernas PDI-P

Tanpa Jokowi, Ini Sejumlah Menteri hingga Ketua Umum Partai yang Hadir di Rakernas PDI-P

Nasional
Keberangkatan Gelombang Kedua Dimulai, 2 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Jeddah

Keberangkatan Gelombang Kedua Dimulai, 2 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Jeddah

Nasional
Soal Kemungkinan PDI-P Tentukan Sikap Politik di Rakernas, Budi Arie: Terserah Mereka

Soal Kemungkinan PDI-P Tentukan Sikap Politik di Rakernas, Budi Arie: Terserah Mereka

Nasional
Kasus SYL, KPK Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Bisa Jadi Tersangka TPPU Pasif

Kasus SYL, KPK Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Bisa Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com