JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang pernah divonis bersalah, baik secara hukum maupun etik, masuk ke dalam daftar sementara kepengurusan Partai Golkar yang baru.
Menurut politisi Partai Golkar yang juga loyalis Ade Komarudin, Ahmadi Noor Supit, ketua umum Partai Golkar yang juga ketua tim formatur, Setya Novanto, perlu memberikan perhatian serius terhadap susunan tersebut.
Setidaknya, ada empat pengurus yang dianggap bermasalah.
Mereka adalah Ketua Harian Nurdin Halid, Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik Yahya Zaini, Ketua DPP Golkar bidang Pemuda dan Olahraga Fahd El Fouz, dan Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa Timur Sigit Haryo Wibisono.
(Baca: Ini Nama-nama Kontroversial yang Masuk Daftar Sementara Kepengurusan Partai Golkar)
"Mau tampilkan Golkar dengan wajah yang dipercaya atau mau yang bopeng-bopeng itu terserah mereka (tim formatur)," kata Supit saat dihubungi, Kamis (26/5/2016).
Ia mengatakan, dalam menyusun kepengurusan, tim formatur memiliki andil terbesar.
Untuk itu, siapa pun yang masuk ke dalam kepengurusan tersebut, setidaknya merupakan orang-orang yang sesuai 'selera' formatur.
"Nah sekarang selera formatur mau bikin Golkar yang berwibawa atau tidak? Itu tergantung formatur," ujarnya.
Supit pun berharap, agar Golkar ke depan dapat memberikan performa maksimal di dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Setidaknya, performa itu dapat ditunjukkan melalui struktur kepengurusan yang ada.
Setya Novanto memang belum mengumumkan nama-nama yang masuk dalam kepengurusan.
Namun, saat ini sudah beredar daftar kepengurusan Partai Golkar, disertai nama dan jabatan yang diemban.
Anggota formatur Roem Kono pun membenarkan susunan kepengurusan dalam daftar sementara yang sudah beredar luas di kalangan wartawan itu.