Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masinton Ungkap Proses Konsolidasi Mahasiswa untuk Jatuhkan Soeharto

Kompas.com - 21/05/2016, 12:12 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa pendudukan Gedung DPR/MPR RI oleh mahasiswa pada 18 Mei 1998 merupakan salah satu peristiwa bersejarah dalam proses pelengseran Soeharto dari tampuk kekuasaan.

Dalam peristiwa ini, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus bergabung menduduki gedung DPR/MPR untuk mendesak Soeharto mundur. Peristiwa tersebut tentu tidak terjadi begitu saja tanpa ada sebab yang melatarbelakanginya.

Seorang politisi dari Partai Demokasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang saat itu juga menjadi salah satu pelaku sejarah, Masinton Pasaribu, menceritakan rangkaian peristiwa sebelum mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR RI kepada Kompas.com.

Masinton menuturkan, sebelum aksi turun ke jalan hingga peristiwa pendudukan gedung DPR, mahasiswa telah melakukan pra-kondisi di kampus-kampus dengan melakukan aksi mimbar bebas.

Dalam aksi mimbar bebas tersebut siapa saja bisa menyampaikan aspirasinya dengan berorasi.

Aksi mimbar bebas di kampus-kampus dilakukan sejak krisis moneter melanda Indonesia akhir tahun 1997, juga ketika Soeharto ditetapkan kembali menjadi presiden melalui sidang umum MPR tahun 1997.

Mahasiswa mulai melakukan penolakan atas pengangkatan kembali Soeharto sebagai presiden. Keadaan diperparah dengan kenaikan harga baham pokok dan bahan bakar minyak (BBM) akibat krisis moneter.

"Kami mahasiswa saat itu semakin giat melakukan mimbar bebas di masing-masing kampus. Saat itu saya masih menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia," tutur Masinton, saat ditemui di kawasan Thamrin, Selasa (17/5/2016).

Seluruh gerakan mahasiwa, kata Masinton, terkonsentrasi di beberapa simpul pergerakan seperti Komunitas Aksi Mahasiswa se-Jabodetabek, Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Se-Jakarta (FKSMJ) dan beberapa simpul lainnya.

"Ada banyak simpul mahasiswa, tidak tunggal," ujarnya.

Saat itu Masinton dan beberapa aktivis mahasiswa mulai bergabung dengan mahasiswa di kampus-kampus lain seperti Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Universitas Negeri Jakarta), Universitas Indonesia, Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Mercubuana dan lain sebagainya.

Semua mahasiswa di masa itu melakukan solidaritas dengan mendatangi kampus-kampus yang melakukan mimbar bebas. Dari mimbar bebas tersebut kemudian terbangun jaringan dan solidaritas antarkampus.

Aktivis mahasiswa mulai saling berjejaring satu sama lain yang direkatkan oleh satu tujuan, menjatuhkan Soeharto.

Setelah mimbar bebas berlangsung selama beberapa bulan, mahasiswa mulai merasa protes dari dalam kampus saja tidak cukup, tapi juga harus disuarakan dengan turun ke jalan.

"Ketika seluruh kampus yang ada sudah terkonsolidasi dengan baik, kami memutuskan untuk turun ke jalan," ucap Masinton.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com