Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daoed Joesoef: Bangsa Indonesia Kurang Menghargai Tokoh Pejuang Pendidikan

Kompas.com - 13/05/2016, 13:57 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia ke-16 Daoed Joesoef menilai bangsa Indonesia masih kurang mengenal dan menghargai para tokoh pelopor pendidikan yang telah menanamkan wawasan berkebangsaan.

Daoed menyebutkan nama salah satu tokoh, yakni Willem Iskander, seorang pegiat pendidikan yang juga dinilai berjasa dalam melawan politik kolonial Belanda. Namun saat ini, tidak banyak orang yang mengenal sosoknya,

"Ada banyak nama yang berjasa kepada rakyat Indonesia tapi kurang dihargai. Buktinya saya tidak pernah menemukan jalan yang menggunakan nama Willem Iskander. Padahal dia tokoh pejuang kemerdekaan di bidang pendidikan," ujar Daoed saat menghadiri peluncuran buku Inspirasi Kebangsaan Dari Ruang Kelas karya Redaktur Senior Harian Kompas ST Sularto, di Hotel Santika, Jakarta Barat, Jumat (13/5/2016).

(Baca: Kartini dan Kegembiraan yang Meluap Akan Pendidikan)

Dia menceritakan, Willem Iskander merupakan salah satu tokoh yang berhasil menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya pendidikan bagi masyarakat Mandailing. Willem juga menginspirasi ide kebebasan dan kemerdekaan sekitar tahun 1860-an.

Menurut Daoed, Willem pernah mendatangi setiap rumah di Tapanuli Selatan untuk menyuruh anak perempuan pergi ke sekolah. Padahal, saat itu budaya masyarakatnya sangat patriarki di mana kaum perempuan dilarang untuk mengenyam pendidikan.

"Kaum laki-laki dulu tidak mau mencari perempuan yang terpelajar. Ini terjadi jauh sebelum era Kartini menyerukan emansipasi," kata Daoed.

(Baca: Saat Kartini Menuntut Pendidikan Perempuan Minimal hingga Kejuruan)

Buku Inspirasi Kebangsaan dari Ruang Kelas mengisahkan Willem Iskander sebagai tokoh pelopor pendidikan guru dan pendiri Kweekschool voor Inlandsh Onderwijers atau Sekolah Guru Bumiputera.

Sekolah itu kemudian dikenal sebagai Kweekschool Tanobato yang berdiri pada tahun 1862. Willem kerap disebut sebagai "manusia berpikir", yang memberikan pencerahan tentang hak asasi.

Perjuangan baginya tidak harus melalui perjuangan senjata, tetapi melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Caranya adalah dengan mengader calon-calon guru lewat sekolah guru Kweekschool Tanobato yang ia dirikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com