JAKARTA, KOMPAS.com -Nama Setya Novanto kembali masuk dalam bakal calon ketua umum Partai Golkar. Keterpilhan Novanto ini dianggap tidak mengherankan meski namanya sempat beperkara dalam kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden.
Kedekatan hubungan Novanto dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie diyakini sebagai salah satu faktonya. Namun, di bawah kepemimpinan Novanto, Golkar diprediksi tak akan mampu bangkit.
"Kalau Setya Novanto, memang tidak akan sulit diprediksi. Memang dia dekat dengan Ketum Golkar (Aburizal Bakrie) dan memiliki risosis yang besar. Namun jika dia terpilih tidak akan ada terobosannya," kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/5/2015).
Menurut dia, masalah-masalah yang ditimbulkan oleh Setya Novanto sempat mempengaruhi soliditas partai. Jejak rekam Novanto dalam politik pun akhirnya diragukan akibat kasus yang menyeret petinggi Freeport dan pengusaha minyak Riza Chalid itu.
(Baca: Enam Bakal Calon Ketum Golkar Lolos Tahap Verifikasi)
"Iya dia (Setya Novanto) sempat membuat goyah partainya," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, Panitia Munaslub Partai Golkar telah menetapkan enam bakal calon ketua umum yang lolos tahap verifikasi pada Jumat malam ini. Mereka adalah Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso dan Setya Novanto.
Adapun, dua nama lain, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo dianggap belum memenuhi syarat administrasi. Meski demikian, panitia memastikan kedua nama itu tidak gugur begitu saja. Mereka masih diberikan kesempatan hingga Sabtu (7/5/2016) untuk memenuhi persyaratan.