"Anak laki-laki juga harus diajarkan bagaimana memperlakukan anak perempuan," ujarnya.
Andre Happy dari Rutgers WPF Indonesia, organisasi nirlaba yang bergerak dalam isu seksualitas dan kesehatan reproduksi, mengatakan bahwa anak harus terpenuhi rasa ingin tahunya dari sumber yang bisa dipercaya, yakni orangtuanya sendiri dan guru di sekolah.
Anak harus dikenalkan pada fungsi biologis dari tubuhnya sendiri sehingga dengan mengenal tubuh mereka punya rasa menghargai terhadap tubuh orang lain.
Dia pun mengatakan, selama ini ada kesalahan persepsi dalam memandang pendidikan seksual.
"Banyak orang menganggap mengajarkan seksualitas itu mengajarkan tentang bagaimana caranya berhubungan seks," ujar Aquino.
"Itu kesalahan karena seksualitas juga belajar bagaimana caranya berelasi dengan orang lain. Apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan terhadap tubuh orang lain," ujarnya.
Menurut Andre, pendidikan seksual yang baik bisa dimulai ketika anak berusia empat tahun. Materi yang diajarkan pun sangat sederhana.
Misalnya, anak SD diajarkan untuk tidak menarik rambut temannya atau bercanda dengan menyingkap rok teman perempuannya.
Selain itu, anak juga harus diajarkan mengidentifikasi bagian tubuh mana yang bisa disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.
"Karena banyak anak yang tidak tahu dan itu dimanfaatkan oleh orang-orang terdekat. Pelaku kekerasan seksual terhadap anak biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.