JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) menilai, penyelenggara ibadah haji dari sektor pemerintah ataupun swasta belum sungguh-sungguh menyiapkan program pembinaan yang komprehensif bagi jemaah haji.
Pembinaan ini sangat penting untuk mewujudkan kelancaran dan kesempurnaan beribadah.
Menurut penuturan Ketua KPHI, Samidin Nashir, Kementerian Agama belum melaksanakan masa bimbingan calon jemaah haji secara maksimal.
Pada tahun 2015, Kementerian Agama hanya 6 kali melakukan proses manasik bagi calon anggota jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Sementara itu, di Malaysia, pemerintah setempat melakukan 17 kali proses manasik ditambah dengan 2 kali pemantapan sebelum keberangkatan.
(Baca: Temuan KPHI, 61 Persen Anggota Jemaah Haji Tahun 2015 Masuk Dalam Kategori Risiko Tinggi)
"Persiapan dari sisi ibadah benar-benar matang. Mereka (anggota jemaah Malaysia) dalam beribadah lebih tertib daripada jemaah Indonesia," ujar Samidin dalam Seminar Nasional Mencari Solusi Antrean Panjang Calon Jamaah Haji yang diselenggarakan oleh Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia di aula Al-Hikmah, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4/2016).
Samidin juga menyoroti pembagian buku pandauan manasik haji dari Kemenag yang selalu terlambat sampai ke tangan anggota jemaah. Bahkan, KPHI pernah menemukan ada buku panduan yang dibagikan saat anggota jemaah sudah berada di embarkasi.
"Yang paling parah, tahun lalu ada buku panduan manasik yang dibagikan setelah jemaah pulang dari Tanah Suci," ungkap Samidin.
(Baca: KPHI Usulkan Pemerintah Menambah Jumlah Petugas Non-kloter Ibadah Haji)
Selain itu, Samidin juga mengatakan bahwa buku panduan manasik belum disertai informasi penting terkini bagi jemaah haji, seperti peta pemondokan dan peta Masjidil Haram.
Menurut Samidin, beberapa bagian dalam materi pembinaan manasik haji yang perlu disempurnakan adalah pembinaan mental dan fisik, pembekalan soal akidah dan ibadah, pelatihan membaca Al Quran, dan membaca tulisan Arab.
"Yang terjadi hanya memberi ilmu tentang manasik haji. Secara fisik juga tidak disiapkan, misalnya olahraga ringan. Persiapan fisik penting bagi jemaah haji untuk menghadapi cuaca di Arab Saudi yang mencapai 52 derajat celsius. Kalau tidak disiapkan, maka berbahaya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.