Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Advokasi Keluarga Siyono, Cara Deradikalisasi ala Muhammadiyah

Kompas.com - 29/04/2016, 22:17 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, bantuan advokasi terhadap keluarga terduga teroris Siyono merupakan salah satu upaya deradikalisasi yang dilakukan Muhammadiyah.

Dahnil menjelaskan, Muhammadiyah melakukan pendekatan kepada keluarga, sebagai pihak yang terdampak langsung atas kematian Siyono. Setelah kematian Siyono, keluarga menderita trauma yang luar biasa.

"Lima anaknya yang masih kecil mengalami trauma yang luar biasa, dan merasakan kebencian terhadap aparat dan pemerintah," kata Dahnil dalam acara diskusi di Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Dahnil menilai kebencian tersebut menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Menurut Dahnil, hal ini pernah terjadi pada anak sulung Imam Samudra, Umar Jundul Haq.

Umar kemudian tewas dalam pertempuran di Suriah bersama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

"Itu alasan Muhammadiyah merangkul mereka (keluarga Siyono). Kami tidak tahu apakah Siyono teroris apa tidak. Yang penting adalah keluarga mendapat keadilan," ucap Dahnil.

Walau demikian, Dahnil menambahkan, upaya mengadvokasi keluarga Siyono memberikan stigma tersendiri terhadap Muhammadiyah.

"Walaupun saya mendapat tuduhan melindungi teroris, seperti Pak Todung Mulya Lubis yang dituduh PKI ketika advokasi keluarga penyintas," tutur Dahnil, yang menjadi pembicara bersama Todung dalam acara itu.

Siyono ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri karena diduga terkait jaringan terorisme. Namun, saat dipulangkan ke rumah oleh Densus, Siyono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Jenazah terduga teroris asal Klaten tersebut akhirnya pada hari Minggu (3/4/2016) diotopsi oleh tim dokter forensik yang dimotori Muhammadiyah.

(Baca: Otopsi Siyono Dinilai sebagai Rasa Sayang Muhammadiyah ke Polri)

Tim dokter yang ditunjuk oleh PP Muhammadiyah tersebut melakukan otopsi dengan pengawalan ketat dari Komado Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah.

(Baca juga: Keganjilan Kasus Siyono, Larangan Otopsi Hingga Pria Misterius Bernama Nurlan)

Sembilan dokter forensik ditunjuk oleh PP Muhammadiyah untuk melakukan otopsi jenasah Siyono. Hal tersebut didukung permintaan resmi dari Komnas HAM untuk melakukan otopsi.

Hasil otopsi kemudian memperlihatkan sejumlah kejanggalan, yang diduga sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia terhadap Siyono.

(Baca: Komnas HAM Duga Densus 88 Langgar HAM Terkait Tewasnya Siyono)

Sebab, tidak ditemukan adanya dugaan perlawanan yang dilakukan Siyono sebagaimana yang diungkapkan oleh Polri selama ini. (Baca: Hasil Otopsi Siyono, Patah Tulang Iga hingga Luka di Kepala)

Kompas TV Muhammadiyah Kawal Kasus Siyono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com