Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Umumkan Hasil Otopsi Jenazah Siyono

Kompas.com - 11/04/2016, 07:38 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil otopsi terduga teroris Siyono yang dilakukan oleh Tim Dokter Forensik Muhammadiyah direncanakan akan diumumkan hari ini, Senin (11/4/2016) siang.

Hasil otopsi tersebut akan dipublikasikan di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat.

Ketua bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas akan memimpin publikasi hasil otopsi tersebut.

Bersama Busyro, akan hadir pula Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dan Komisioner Komnas HAM Hafidz Abbas.

"Akan disampaikan hasil final otopsi jenazah Siyono yang minggu lalu dilakukan tim dokter forensik Muhammadiyah," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Senin pagi.

"Nanti akan disampaikan langsung oleh ketua dokter forensik Muhammadiyah," ujarnya.

Dahnil menambahkan, temuan yang akan disampaikan merupakan hasil otopsi final setelah sebelumnya tim forensik PP Muhammadiyah sempat dua kesimpulan sementara.

Dua temuan tersebut di antaranya adalah belum pernah dilakukannya otopsi terhadap jenazah Siyono walaupun pihak kepolisian sempat mengaku bahwa otopsi sudah dilakukan.

Temuan kedua, yaitu ditemukan patah tulang di beberapa bagian tubuh. Salah satu yang terparah adalah di bagian dada yang diakibatkan benturan keras benda tumpul.

"Hari ini akan disampaikan lengkap," ujar Dahnil.

Sejumlah masyarakat sipil akan turut hadir untuk memberikan pernyataan sikap terhadap hasil otopsi Siyono, yaitu Bahrain (YLBHI), Ray Rangkuti (LIMA), Haris Azhar (Kontras), Miko Ginting (PSHK), dan Choky Ramadhan (MAPPI UI).

Ada pula Arif Maulana (LBH Jakarta), Hari Kurniawan (LBH Disabilitas), Donal Fariz (ICW), Andi Muttaqien (Elsam), Asep Komarudin (LBH Pers), dan Muhammad Daud (Yayasan Satu Keadilan).

"Akan menyampaikan beberapa poin desakan masyarakat sipil Muhammadiyah bersama dengan kawan-kawan masyarakat sipil yang lain berkaitan dengan tindaklanjut hasil otopsi ini," tutur Dahnil.

Siyono ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri karena diduga terkait jaringan terorisme. Namun, saat dipulangkan ke rumah oleh Densus, Siyono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Jenazah terduga teroris asal Klaten tersebut akhirnya pada hari Minggu (3/4/2016) diotopsi oleh tim dokter forensik. (Baca: Otopsi Siyono Dinilai sebagai Rasa Sayang Muhammadiyah ke Polri)

Tim dokter yang ditunjuk oleh PP Muhammadiyah tersebut melakukan otopsi dengan pengawalan ketat dari Komado Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah.

(Baca juga: Keganjilan Kasus Siyono, Larangan Otopsi Hingga Pria Misterius Bernama Nurlan)

Sembilan dokter forensik ditunjuk oleh PP Muhammadiyah untuk melakukan otopsi jenasah Siyono. Hal tersebut didukung permintaan resmi dari Komnas HAM untuk melakukan otopsi.

Kompas TV Hasil Otopsi Siyono Diketahui 10 Hari Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com