Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Tuding ICW Ada di Balik Pemecatannya

Kompas.com - 13/04/2016, 11:28 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuding ada pihak luar yang mendorong agar dirinya dipecat dari Partai Keadilan Sejahtera.

Menurut dia, pihak luar ini adalah lembaga-lembaga swadaya masyarakat, seperti Indonesia Corruption Watch dan LSM antikorupsi lainnya.

Menurut Fahri, sejumlah LSM itu memiliki cara berpikir yang sama dengan sejumlah petinggi PKS saat ini. Pemikiran itu, lanjutnya, adalah bahwa hanya merekalah pembawa kebenaran dan tidak bisa menerima perbedaan pikiran dan pendapat.

”Ketika mereka kalah berdebat substansi sama saya terkait hukum dan pemberantasan korupsi, mereka pun mendorong PKS agar memecat saya,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

(Baca juga: Fahri Hamzah Tuding Presiden PKS Lakukan Kebohongan Publik)

Secara terpisah, aktivis Indonesia Corruption Watch Donald Fariz membantah pihaknya meminta PKS agar Fahri dipecat. Dia merasa ICW tidak memiliki kewenangan apa pun untuk mengatur PKS.

"Ini bentuk kepanikan Fahri yang bakal lengser dari DPR. Sehingga menggunakan jurus mabuk menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Seharusnya Fahri berkaca melakukan introspeksi diri, bukan malah menebar tudingan tanpa dasar dan bukti," ucap Donald.

Dia mengakui bahwa ICW bersama sejumlah lembaga antikorupsi lain sempat mengeluarkan pernyataan yang mendukung pemecatan Fahri. Pasalnya, sikap Fahri kerap berseberangan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

 

Kompas TV PKS Rombak Jajaran Fraksinya di DPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com