Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Soeriadi Suryadarma dan AURI di Awal Indonesia Merdeka

Kompas.com - 07/04/2016, 16:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Sepanjang hidupnya pangkat dan kedudukan tidak pernah amat berarti baginya. Satu-satunya yang sangat berarti adalah hidup dan bekerja dalam lingkungan yang dicintainya: Angkatan Udara,” demikian Soeriadi bercerita kepada istrinya.          

Di zaman kolonial, cita-cita ini sulit tercapai kecuali ia masuk sekolah militer Breda (KMA) di Belanda. Padahal, pemerintah Hindia Belanda menerapkan aturan yang sangat diskriminatif bagi pribumi yang mengikuti seleksi calon kadet di Breda.

Pada masa Soeriadi Suryadarma hendak masuk ke KMA, hanya tersedia jatah satu kursi setiap tahun bagi pemuda pribumi yang ingin masuk sekolah kemiliteran Breda. Ini kemudian menjadi kerugian bagi pemerintahan kolonial Belanda, karena ketika Perang Pasifik (1937-1945) pecah, mereka miskin personil tentara yang cakap. Sedikit sekali perwira Indonesia lulusan Breda.

Perwira yang lain adalah tamatan Nood Akademie (Akademi Darurat) di Bandung, atau keluaran CORO Corps Opleiding Reserve-Officeren atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan, yang dianggap sebagai korps cadangan.

Sangat berbeda dengan politik kolonial Inggris terhadap negara jajahannya India, yang menghasilkan ratusan perwira dan penerbang lulusan Akademi Militer Sandhurst.

Sejarawan Sutrisno Kutoyo (1985) menulis, di kemudian hari jumlah mereka yang mengikuti pendidikan KMA Breda bertambah banyak. Lebih-lebih ketika Militaire Akademie Yogyakarta –yang sering disingkat MA Yogya- ditutup tahun 1950, sebanyak 27 orang tarunanya dikirim ke KMA Breda. Selain dari MA Yogya, sebagian taruna berasal dari Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD) dan pelajar SMA Bagian B.

Demikianlah masa kecil sampai remaja Soeriadi Suryadarma. Masa kecil yang pedih tanpa kedua orang tua, tetapi sekaligus menempanya menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. Ia penyendiri dan perenung, yang justru membuatnya dalam usia yang sangat muda sudah dapat menemukan minat dan tujuan hidupnya.

Pada bagian berikutnya, saya akan menuliskan masa Soeriadi Suryadarma memimpin dan membesarkan AURI dengan mengirimkan 60 perwira terbaik untuk menjalankan sekolah penerbang Di TALOA, Amerika Serikat, tahun 1959-1960.***

 

Sumber: Aku Sayap Tanah Air, Kisah Hidup dan Perjuangan Bapak AURI Soeriadi Suryadarma (Imelda Bachtiar, 2015) dan Saya, Soeriadi dan Tanah Air, Kisah Kehidupan Istri Bapak AURI Utami Suryadarma  (Utami Suryadarma, ed. Imelda Bachtiar, 2012)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com