Kedua perempuan yang begitu berarti di masa kecil Soeriadi ini sayangnya tidak tercatat siapa namanya di dalam tulisan Utami Suryadarma. Sampai mereka menutup mata, baik Eyang Putri maupun Bibi ini tinggal bersama pasangan Soeriadi dan Utami Suryadarma.
Itulah sebabnya hingga Soeriadi dewasa dan menikah, perhatiannya sangat besar pada perempuan lanjut usia. Mereka semua mengingatkan Soeriadi pada sosok eyang putri pengganti almarhumah ibunya.
Beruntung, garis keturunan bangsawan dari kakeknya, membuat Soeriadi bisa masuk sekolah-sekolah Belanda bermutu. Di masa itu, sekolah-sekolah Belanda sebetulnya melarang keras anak pribumi masuk dan mendaftar sebagai siswanya. Kecuali mereka yang berdarah biru atau orangtuanya bekerja sebagai ambtenaar, pegawai pemerintah Belanda.
Soeriadi tumbuh menjadi seorang self-made man. Orang yang teguh pada pendirian dan tidak pernah mundur setapakpun dari apa yang telah menjadi cita-citanya.
Utami Suryadarma (2012) menulis, Soeriadi menempuh pendidikan resmi pertama di sebuah sekolah dasar Belanda, Paul Krugerschool yang lokasinya sekarang terletak di kompleks Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) Kwitang, Jakarta Pusat.
Tamat sekolah ini pada tahun 1926, ia melanjutkan ke Hogere Burgere School (HBS) di Bandung. Tak berapa lama, Soeriadi remaja pindah kembali dan melanjutkan sekolah menengah atas di Batavia.
Sekolahnya, KW (Koning Willem) III, sebuah HBS di Batavia yang paling terpandang di masa itu, yang terletak di daerah Matraman. Gedungnya masih lestari dan sekarang menjadi gedung pertemuan di area Perpustakaan Nasional.
Cinta Dirgantara
Namun, sejak kapan sebetulnya timbul rasa cinta kepada angkasa dan keinginan kuat menjadi penerbang mulai timbul dalam diri Soeriadi Suryadarma?
Soeriadi bercerita kepada istrinya, bahwa ia tergetar dan merasa yakin, angkasa adalah panggilan jiwanya sejak ia bersekolah HBS di Bandung, saat usianya masih awal belasan tahun. Itu semuanya dimulai dari kesukaan dan kegemarannya menjelajah alam bebas, mulai dari hutan sampai pegunungan.
“Baginya, alam bebas merupakan unsur mutlak dalam hidupnya. Karena alasan itulah, angkasa raya menjadi sasaran hidupnya. Ia ingin menjadi penerbang. Sejak duduk di bangku HBS Bandung, ia suka sekali pergi ke lapangan terbang Andir untuk mengamat-amati pesawat terbang yang sedang ber-take off.