Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tangkap Tangan dalam Tiga Bulan, Pimpinan KPK Jawab Keraguan Publik

Kompas.com - 05/04/2016, 08:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fungsi penindakan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam tiga bulan masa kepemimpinan baru dinilai cukup mampu menjawab keraguan publik. Setidaknya, empat kali operasi tangkap tangan dilakukan KPK dalam rentang waktu itu.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, banyaknya penindakan merupakan salah satu target KPK dalam memberantas korupsi.

Pimpinan KPK saat ini sedang berupaya memperbaiki manajemen organisasi, sehingga fungsi penindakan dapat lebih efektif membongkar kasus-kasus besar.

"Dengan resources yang ada, melalui kepemimpinan yang inspiratif, kami harap performa kami maksimal dalam mengejar orang jahat," ujar Saut melalui pesan singkat, Senin (4/4/2016).

Mantan Juru Bicara Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, Betti Alisjahbana menilai bahwa pimpinan KPK saat ini berada pada jalur yang benar. Menurut dia, penindakan dan pencegahan dilakukan KPK dengan sama baiknya.

Empat kali operasi tangkap tangan yang menyasar pada kasus-kasus strategis, menurut Betti, cukup membuktikan bahwa fungsi penindakan dijalankan dengan baik oleh KPK. Setidaknya, hal tersebut menunjukkan, kekompakan para pimpinan KPK.

Pelibatan instansi lain seperti Kejaksaan dalam penyidikan salah satu operasi tangkap tangan, menurut Betti, menunjukkan bagaimana KPK mampu melakukan penindakan serta fungsi koordinasi dan supervisi secara bersama-sama.

"Pengambilan keputusan dilakukan dengan lebih cepat. Mereka mengambil keputusan secara bersama-sama di meja bundar. Semoga ini menjawab keraguan publik soal pimpinan KPK," kata Betti.

Hal serupa juga dikatakan Koordinator Indonesia  Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo. Menurut dia, operasi tangkap tangan adalah salah satu senjata utama KPK dalam bidang penindakan.

Menurut Adnan, ketika kewenangan khusus digunakan secara efektif, berbagai macam kasus suap bisa diungkap oleh KPK. Hal ini membuktikan bahwa KPK adalah lembaga yang paling efektif dalam penegakan hukum.

"Satu-satunya cara menjawab keraguan publik memang hanya dengan kinerja dan saya kira mereka menjawab kritik itu dengan tepat," kata Adnan.

Empat kasus suap

Pada awal Januari 2016, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap empat orang tersangka, termasuk anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti.

Keempat orang tersebut ditahan KPK, karena diduga terlibat dalam dugaan suap proyek pembangunan jalan di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

(Baca: Sejumlah Anggota Komisi V DPR Ini Pernah Diperiksa KPK dalam Kasus Damayanti)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

Nasional
KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

Nasional
Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com