JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini sangat terlihat ingin menyingkirkan sosok Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Hal tersebut menurut dia dilatari oleh dua hal.
Pertama, rezim pengurus baru PKS tersebut secara "telanjang" menunjukkan bahwa mereka menginginkan kekuasaan di pucuk pimpinan DPR.
"Salah? Ya enggak salah karena politik ujung-ujungnya kekuasaan. Tetapi, ini terlalu telanjang dan gamblang mengisyaratkannya," kata Hendri saat dihubungi, Senin (4/4/2016).
Adapun hal kedua adalah bisa saja disebabkan oleh isu reshuffle kabinet yang belakangan menguat.
Hendri mengatakan, bisa jadi ada keinginan PKS untuk mendapatkan kursi di kabinet sehingga sosok kader yang doyan mengkritik pemerintahan seperti Fahri dianggap perlu disingkirkan.
(Baca: Fahri Hamzah Dikabarkan Dipecat dari PKS)
Kegaduhan politik yang ditimbulkan akibat isu pemberhentian Fahri ini juga dinilai sebagai kegaduhan yang tak perlu dan diciptakan sendiri oleh internal PKS. Bahkan, Hendri menduga, isu ini justru akan menjadi bahan tertawaan publik.
Kegaduhan pun juga akan timbul karena Fahri memiliki pendukung.
"Ini akan jadi bahan tertawaan publik saja sebuah partai yang katanya sejahtera, adem, sesuai dengan syariah, terus ribut sendiri dengan kekuasaan dan kekuasaannya internal. Sebetulnya kan bisa dibicarakan baik-baik. Tidak perlu sampai pemecatan," kata dia.
Namun, dari segi positifnya, lanjut Hendri, isu ini setidaknya akan membuat perbincangan tentang PKS meningkat. Terlebih lagi, para haters Fahri pasti akan mendukung langkah rezim pengurus PKS ini.
(Baca: Sohibul Iman Benarkan Ada Putusan Mahkamah Partai Terkait Fahri Hamzah)
Meski begitu, Hendri menyayangkan kegaduhan tersebut. Pasalnya, jelang pilkada serentak 2017, banyak pekerjaan rumah bagi PKS, termasuk untuk menentukan kandidat calon kepala daerah yang akan diusungnya.
"Pilkada DKI, misalnya, belum tentukan calonnya siapa. Jadi, kegaduhan ini tambah kerjaan saja," kata dia.
Kalaupun nantinya kursi Fahri di DPR akan digantikan oleh orang baru, kata dia, diperkirakan orang baru tersebut perlu waktu untuk beradaptasi dan sejajar dengan pimpinan lama, apalagi jika pamornya kalah dengan Fahri.
"Fahri itu kan memang citranya geng Setya Novanto, Fadli. Pastinya kalau ada orang baru akan berbeda haluannya," tutur juru bicara Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini.