Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

April Mop dan Jumat Keramat

Kompas.com - 01/04/2016, 16:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Herannya,tidak jarang yang memercayai informasi yang tak jelas sumbernya itu ibarat kabar burung yang menyebar dari mulut ke mulut.

Kawan kuliah saya dulu, Hery Susanto, saking gemesnya dengan orang-orang yang percaya hoax sampai membuat tips membuat hoax.

Tips ini sebenarnya satire yang bisa diartikan sebagai tips mengidentifikasi ciri-ciri hoax. Kurang lebih begini tips membuat hoax:

1. Pilih topik yang unik
2. Cari 'masalah'
3. Gunakan istilah-istilah ilmiah
4. Tambahkan alamat kantor berita di internet
5. Berikan solusi yang 'pintar'
6. Tambahkan kata-kata ajaib
7. Berikan efek forward

Planet Mars akan sebesar ukuran bulan purnama setiap bulan Agustus tiba adalah salah satu contoh hoax yang legendaris. Setiap viral lagi, masih saja ada yang setengah percaya.

Tentu saja kabar OTT yang dilakukan KPK semalam bukanlah hoax. Kabar yang disiarkan media berupa informasi aktual dan suasana di sekitar gedung KPK.

Apalagi setelah dikonfirmasi Ketua KPK Agus Rahardjo pada konferensi pers, Jumat pagi tadi.

Namun, tetap saja ada yang skeptis dengan tindakan KPK ini. Seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya, kabar OTT juga disikapi sebagian orang di Twitter dengan dugaan jangan-jangan ini hanya pengalihan isu-isu lain.

Entah pengalihan isu apa yang dimaksud? Bisa jadi isu kegaduhan Susi Pudjiastuti vs Jusuf Kalla soal kebijakan perikanan? Isu kunjungan delegasi wartawan Indonesia ke Israel? Atau isu saling sindir Jokowi dan SBY? Entahlah.

Sejujurnya, double OTT dalam sehari yang dilakukan KPK patut diapresiasi. Di tengah isu pelemahan KPK, jumlah penyidik minim, dan komposisi 5 pimpinan baru yang diragukan, KPK membuktikan nyali pemberantasan korupsi masih tinggi. (Baca: Wawancara Khusus dengan Ketua KPK Agus Rahardjo)

Boleh juga KPK dengan pimpinan baru ini. Meskipun baru seumur jagung dengan pimpinan baru, KPK tetap menunjukkan konsistensi melakukan penindakan korupsi dalam bentuk operasi tangkap tangan (OTT).

Apalagi, ini bukanlah OTT pertama dalam 3,5 bulan terakhir. Sebelumnya, petugas KPK menangkap Damayanti Wisnu Putranti, anggota DPR dari PDI-P terkait kasus suap proyek pengamanan proyek jalan di Ambon.

Ini juga menjadi momentum bagi Ketua KPK Agus Rahardjo bahwa pimpinan baru menjawab keraguan publik. Lagi-lagi entah kebetulan atau tidak, Jumat Keramat di KPK masih diteruskan.

Istilah Jumat Keramat di KPK mulai ramai saat kepemimpinan Abraham Samad. Gara-gara, saat itu KPK berkali-kali mengumumkan informasi penting seperti penetapan tersangka pada hari Jumat.

Jumat Keramat menjadi ditunggu-tunggu setiap menjelang akhir pekan. Acap kali ada jadwal pemeriksaan terhadap seseorang, muncul dugaan apakah akan menjadi tersangka baru atau lolos Jumat Keramat. Seolah-olah Jumat Keramat merupakan momok menakutkan seperti "kuburan keramat" atau "malam keramat" di film-film horor.

Padahal secara asal kata, keramat berasal dari Bahasa Arab "karomah" yang berarti kemuliaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keramat/ke·ra·mat/ berarti (1 ) suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan (tentang orang yang bertakwa) atau (2) suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tentang barang atau tempat suci).

Jadi, menyikapi sepak terjang KPK saat ini bisa dilihat jadi dua kutub. Kembalikan keramat selaras makna aslinya sebagai dukungan kepada lembaga superbody KPK yang di garis depan pemberantasan korupsi. Atau kalau tidak, siap-siaplah hari-hari ke depan Anda akan terus dihantui hoax, teori konspirasi, dan Jumat Keramat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com