Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Episode Baru Kabinet Gaduh, Ribut-ribut Jubir Wapres Vs Menteri Susi

Kompas.com - 01/04/2016, 08:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Kompas TV Kabinet Gaduh soal Perubahan Nama Kementerian

Belum pernah terjadi

Pernyataan Hussain, dinilai pengamat politik LIPI Siti Zuhro mengejutkan. Kata-kata sekeras itu dianggap tidak laik diungkapkan oleh seorang juru bicara. 

"Enggak pernah terjadi tuh dalam sejarah reformasi ada Jubir Wapres ribut-ribut mengingatkan menteri seperti itu," ujar Siti. 

Apalagi, Presiden sudah mewanti-wanti anak buahnya untuk tidak berpolemik di ruang publik. Sebab, perselisihan semacam itu memang tidak pantas untuk menjadi konsumsi khalayak. Perselisihan itu cukup disampaikan di dalam rapat terbatas. 

Lagipula, menurut Siti, Kalla tidak mungkin kesulitan berkomunikasi langsung dengan Susi. Toh, Susi juga anak buah Kalla. 

(Baca: Rokhmin Dahuri Sudah Duga Kebijakan Susi Bakal Berujung Seperti Ini)

"Sama saja waktu Pak JK menelepon Sri Mulyani soal Century. Apa tidak bisa seperti itu saja? Kalau seperti sekarang, disampaikan oleh Jubir, ini model baru namanya," ujar Siti. 

Pengamat politik LIPI lainnya, Ikrar Nusa Bakti senada dengan Siti. Menurut dia, perintah Presiden agar kabinet kerja jangan gaduh telah diabaikan.

"Bikin saja sidang kabinet terbatas, selesai. Masa kasus Hambalang ada rapat terbatasnya, Blok Masela ada rapat terbatasnya, ya kenapa enggak sekalian bikin rapat terbatas persoalan antara Susi, JK dan Presiden ini," ujar Ikrar. 

Ikrar tidak membela Susi. Namun juga tidak membenarkan aksi Hussain.  Menurut dia, memang banyak kebijakan Susi yang positif, namun juga ada beberapa yang membutuhkan evaluasi.

Sementara, pernyataan Hussain boleh jadi menimbulkan persepsi ada kepentingan tertentu yang terganggu sehingga dia berbicara sekeras itu di ruang publik.

"Jangan sampailan pemerintah kita diombang-ambing oleh kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain," ujar Ikrar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com